Catatan Tiga Minggu Belajar Digital Bersama Petani Hutan Seperti Tamasya Pengetahuan

Tiga  Pemberhentian

Pemberhentian pertama adalah “tamasya kelola kelembagaan”. Di ruang ini penumpang kereta turun dan masuk dalam sebuah rumah. Rumah yang nyaman, meski beberapa bagian masih belum sempurna ditata dan dibangun.

Lima tiang menyangga rumah ini, dan masing-masing tiang mempunyai ciri yang khas. Menggambarkan bagaimana tiang-tiang tersebut dibentuk oleh niat kuat namun tulus, ketekunan beralas kerja keras serta keteguhan melewati lika-liku proses yang diantara tidak mudah. Secara keseluruhan rumah ini menghembuskan hawa rajutan masa depan.

Di dalam rumah berkumpul sekitar 60 orang, lelaki dan perempuan. Duduk dengan rapi, saling berdiskusi. Melihat kedatangan kami, mereka menyambut dengan hangat.

Kamipun  saling memperkenalkan diri. Para penghuni rumah ini adalah Petani Hutan beserta pendampingnya. Kami kemudian tenggelam dalam aliran diskusi bagaimana memperkuat lima tiang penyangga rumah agar semakin kokoh, indah dan bermanfaat, tak hanya bagi penghuni, tetapi bagi siapapun yang berkunjung.

Tata kelola organisasi yang transparan, akuntabel, tidak diskriminatif, partisipatif, keterbukaan dan menghargai kesetaraan gender menjadi catatan penting diskusi kami. Organisasi dengan struktur yang rapi serta rumusan fungsi praktisnya, disesuaikan dengan kebutuhan pelaksaan program-program menjadi kunci, agar tidak hanya tiang rumah tetaplah kokoh, tapi keseluruhan bangunan rumah akan memancarkan sinar inspirasi bagi yang melihatnya.

Sebelum diskusi ditutup, seorang petani hutan berdiri dan berkata, “Tahukah kita semua apa nama tiang-tiang ini? Nama lima tiang ini adalah Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Adat, Hutan Tanaman Rakyat dan Kemitraan Kehutanan. Inilah rumah kami, kami akan terus bangun.

Hutan tak bisa terpisahkan dengan masyarakat adat, dengan petani hutan dan masyarakat yang hidup disekitarnya. Kami akan membangun organisasi untuk mengelola rumah ini. Tapi, kerjasama dan dukungan dari banyak pihak akan semakin mempercepat bangunan rumah”. Ujaran kalimat petani hutan ini disambut antusias seluruh peserta diskusi. Kerja bersama, saling berbagi dan memperkuat itulah perekat lima tiang rumah.