Sumbar Siap Menjadi Pelopor Implementative Perhutanan Sosial

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sumatera Barat, Yozawardi mengakui program Perhutanan Sosial,mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan, karena program Perhutanan Sosial menjadi prioritas di Sumbar. Sekitar 29% anggaran Dinas LHK Sumbar dialokasikan untuk program Perhutanan Sosial.

TROPIS.CO – PADANG,   Pemerintah Daerah Sumatera Barat telah menjadikan program Perhutanan Sosial sebagai  ujung tombak dalam mempercepat pengentasan kemiskinan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Kepala Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan Sumatera Barat Yozawardi dalam perbincangan dengan Tropis belum lama ini mengatakan, dengan  program perhutanan sosial  masyarakat telah dibukakan akses untuk mengelola kawasan  hutan.

Tanpa akses itu,  ungkapnya, dapat dipastikan gerak pertumbuhan ekonomi masyarakat akan sangat lamban, mengingat hampir 81,7 persen masyarakat Sumatera Barat bermukim di sekitar kawasan hutan dalam kondisi ekonomi yang sangat minim.

Kata Yozawardi  pada saat ini ada sebanyak  1.159 Nagari yang ada di Sumatera Barat. Dan 950 Nagari  diantaranya berada di dalam dan sekitar kawasan hutan atau sekitar 81,97 %.  Sisanya, 209 Nagari berada di luar kawasan hutan atau sekitar 18,03%.

Dari   950 Nagari yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan, lanjutnya,  ada sebanyak 365 Nagari berada di Kawasan Hutan Konversi, 305 Nagari di kawasan Hutan Lindung dan 280 Nagari di kawasan Hutan Produksi. Nah, artinya, andai  masyarakat tidak dibukakan akses untuk mengelola kawasan hutan tersebut, jelas kehidupan ekonomi akan sangat terhambat.

Karena itu,  Pemerintah  Sumatera Barat sangat  merespon  dan menyambut  program dan siap untuk mengimplementasikannya. Dan, perlu  juga diketahui, bahwa  program Perhutanan  Sosial ini sangat sejiwa dengan Visi – Misi  Gubernur. “Lantaran itu,  Bapak Gubernur Buya Mahyeldi, berulangkali menegaskan, bahwa Sumatera Barat siap menjadi pelopor dalam  implementasi spirit Perhutanan Sosial di Indonesia,”kata  Yozawardi.

Program Perhutanan Sosial sangat seiring dengan visi misi Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi.

Bagi masyarakat Sumatera Barat,  sebenarnya  program  Perhutanan Sosial, sudah diawali sejak tahun 2010. Dalam masa 5 tahun pertama, diawali dengan dibentuknya kelompok kerja Perhutanan Sosial, difasilitasi oleh  Sub Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Pada  5  tahun kedua,  yakni 2016 – 2020, pengembangan Perhutanan Sosial lebih masif lagi dengan di alokasikannya  kawasan  hutan seluas  500 hektar untuk  program  Perhutanan Sosial.

Sebagai komitmen dalam implementasinya, kata  Yozawardi,  memasukan program Perhutanan  Sosial pada program dan kegiatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.  Dan dalam  lima tahun ketiga, 2021 – 2026, pimpinan  daerah  Sumatera Barat,  Gubernur dan  DPRD, sepakat memasukan program Perhutanan  Sosial ke dalam  Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 – 2026.

“Kini dalam anggaran  Dinas LHK Sumbar, anggaran Program  Perhutanan  Sosial telah dialokasikan sebesar 29 persen dari total  anggaran pembanguan lingkungan dan kehutanan,”ungkap Yozawardi lagi.

Pada saat ini di Sumbar sudah ada 205 kelompok tani hutan dengan luas pemanfaatan dan pengelolaan,  kawasan hutan seluas  287 ribu hektar, tersebar di kabupaten Pasaman Raya sekitar 70 ribuan hektar, di Kabupaten Sijunjung  sekitar 46 ribu hektar, dan disejumlah kabupaten lainnya.

Pada tahun kemarin, 2022, kata Yozawardi, Provinsi Sumbar, telah mentargetkan perluasan Perhutanan Sosial seluas 50 ribu hektar, tersebar di 10 kabupaten. Dan itu diantaranya tersebar  di Kabupaten Lima Puluh Kota, luasnya hampir 7 ribu hektar. Di kabupaten Pasaman sekitar 10 ribu hektar. Lalu di Solok sekitar 7 ribu hektar.

“Melalui program itu kita harapkan pendapatan petani yang bermukim di sekitar kawasan hutan  meningkat,”ucapnya.