TROPIS.CO, JAKARTA – Pemerintah sejatinya mengevaluasi pemberian subsidi pada produsen biodiesel, sebab tanpa subsidipun dengan harga patokan biodiesel Rp 21.250 – Rp 21.500/liter, mereka telah mendapatkan cuan,sangat signifikan. Alihkan dana subsidi biodiesel untuk mempercepat replanting sawit rakyat.
Di Jakarta, Selasa, 23 Januari ini, Eddy Abdurahman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, atau BPDPKS, menanda tangani perjanjian kerjasama, dengan sejumlah Badan Usaha Bahan Bakar Nabati, terkait dukungan pemerintah dalam pengembangan biodiesel di dalam negeri.
Disaksikan sejumlah pejabat dari Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kemenko Ekonomi, Eddy Abdurahman yang pernah menjabat Dirjen Bea Cukai itu, menyerahan langsung dokumen itu kepada sejumlah produsen biodiesel. Tercatat ada 22 perusahaan produsen biodiesel yang tergabung dalam Badan Usaha Bahan Bakar Nabati atau BU BBN yang menerima dokumen tersebut,mereka menjadi mitra kerjasama BPDPKS.
Langkah yang ditempuh Eddy Abdurahman ini, sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM No 149/2023, tertanggal 29 Nopember 2023, terkait dengan penetapan Badan Usaha BBM dan Badan Usaha BBN jenis biodiesel, serta alokasi Volume BBN jenis Biodiesel untuk pencampuran BBM jenis solar priode Januari – Desember 2024.
Dalam kebijakan ini, Pemerintah telah mengalokasikan volume Bahan Bakar jenis biodiesel sebanyak 13,406 juta Kiloliter yang akan diperuntukan sebagai campuran B40, pada tahun 2024. Tahun sebelumnya, 2023, alokasi Bahan Bakar jenis biodiesel ini sebanyak 13,148 juta Kiloliter. Alokasi ini ada tolerensi kenaikan sebesar 5%.
Terhadap produsen biodiesel. pemerintah memberikan insentif, kata lainnya; subsidi. Besarnya, selisih dari kekurangan antara harga indeks pasar bahan bakar minyak jenis minyak solar, atau HIP Solar, terhadap bahan bakar nabati. Pembayaran selisih oleh pemerintah yang dilakukan BPDPKS kepada produsen biodiesel, sesuai dengan Pasal 18 Peraturan Presiden No 61/2015.
Adapun besaran subsidi untuk priode Januari 2024, bila merujuk HIP biodiesel yang telah dipatok pemerintah seharga Rp 10,896/liter. Adapun HIP solar bila merujuk pada harga solar (Singapore Platt), 28 Januari 2024, seharga US 78,47 dolar/barel. Nah, kalau dikonversikan sekitar Rp 13.035/liter. Artinya ada selesih sekitar Rp 2.139/liter, terhadap HIP biodiesel.
HIP biodiesel didapat dari hitungan hasil tender harga CPO KPBN ( Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara), 25 Nopember – 24 Desember 2023, seharga Rp 11,206/kg. Kemudian ditambah US 85 dolar/ton nilai konversi bahan baku menjadi biodiesel atau FAME (Fatty acid methyl ester). Lalu dikalikan dengan 870 kg/m3 sebagai faktor satuan dari kilogram ke liter.
Sementara harga jual biodiesel B35, yang dipatok pemerintah untuk wilayah I mencakup Sumatera, Jawa, Bali dan Madura, Rp 21.250/liter. Sama dengan wilayah 2; Kalimantan Rp 21.250/liter.Sedangkan wilayah 3, mencakup Sulawesi dan NTB, Rp 21.300/liter, dan wilayah 4; Maluku, NTT,dan Papua dipatok harga Rp 21.500/liter.