KLHK dan Kabupaten Bekasi Kerjasama Siapkan Tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

TROPIS.CO, BEKASI – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Pemerintah Kabupaten Bekasi menyiapkan tiga tempat pengolahan sampah terpadu di Provinsi Jawa Barat guna mengurangi beban tempat pemrosesan akhir sampah yang ada di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Rahmat Atong di Cikarang, Rabu (14/9/2022), mengatakan bahwa pemerintah kabupaten sudah menyiapkan lahan untuk membangun tempat pengolahan sampah terpadu atau TPST di Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung; Desa Kebalen, Kecamatan Babelan; serta Kecamatan Kedungwaringin.

“Pembangunan tiga TPST ini atas kerja sama pemerintah daerah dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,” kata Rahmat seperti dikutip antaranews.com.

Rahmat mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bekasi sedang menyiapkan dokumen sertifikat lahan tempat pembangunan TPST.

“Karena salah satu syarat agar kami menerima bantuan dari Kementerian LHK adalah tanah tersebut sudah bersertifikat,” jelas Rahmat.

Rahmat menyatakan, pemerintah kabupaten berencana melengkapi tiga TPST yang akan dibangun dengan perangkat teknologi pengolahan sampah menjadi sumber energi (Refused Derived Fuel/RDF).

“Jadi bisa dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi terbarukan yang rendah emisi untuk menggantikan batu bara pada proses pembakaran di pabrik dan PLTU,” ujar Rahmat.

Pengadaan perangkat teknologi untuk mengolah sampah menjadi energi di ketiga TPST, menurut Rahmat, akan dibantu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Rahmat menambahkan, pembangunan tiga TPST ditujukan untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA Burangkeng, yang sudah sejak lama volume sampahnya melalui kapasitas TPA.

Timbulan sampah di Kabupaten Bekasi menurut data pemerintah mencapai 2.800 ton sehari, tetapi hanya sekitar 800 ton sampah yang setiap hari bisa diangkut ke TPA Burangkeng.

“Mudah-mudahan ini (pembangunan TPST) menjadi solusi permasalahan sampah di Kabupaten Bekasi. Sampah-sampah yang selama ini menumpuk di ruang publik seperti pasar tradisional juga bisa terangkut seluruhnya,” tutur Rahmat. (Nto)