GAPKI Berulang Tahun ke 43, Semakin Solid

Dewan Pembina Gapki Joefly J Bahoeri., dalam usia 43 tahun Gapki kian solid, dan terlah mampu memainkan perannya sebagai mitra pemerintah.

TROPIS.CO – JAKARTA, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, GAPKI, hari ini, Selasa (27/2), berulang tahun ke 43.

Dewan Pembina organisasi pengusaha yang dirintis di Medan,Sumatera Utara itu, Joefly J Bahroeni, mengatakan, dalam usia itu, Gapki telah menjadi organisasi yang sangat penting dan berperan dalam memajukan industri nasional.

Dikatakannya, kinerja industri sawit selain sebagai sumber penerimaan devisa negara yang sangat besar, sekitar Rp 600 juta di tahun 2022, juga telah menjadi sumber pendapatan bagi lebih 16 juta tenaga kerja di sektor on farm maupun off farm.

Tidak hanya itu, Lanjut Joefly, bahwa industri sawit telah menjadi sumber pangan, industri oleokimia dan sebagai sumber energi.

Di pedesaan industri sawit telah menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, sehingga tak sedikit karena adanya pengembangan industri sawit, daerah yang sebelumnya terpencil kini terbuka dan statusnya meningkat.

Joefly sangat menyakini dengan pengurus dan anggota GAPKI yang semakin pengalaman dan semakin kompak, berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi akan menjadi pemicu dalam penyelesaiannya. “ Dan ini akan menjadikan organisasi GAPKI semakin solid untuk dapat berkiprah lagi memajukan industri sawit.”

Kendati demikian, mantan Ketua Umum Gapki ini, tetap mengingatkan pengurus, bahwa upaya peningkatan produktivitas, hendaknya menjadi fokus untuk dapat meningkatkan kinerja industri sawit.

Dengan permintaan minyak sawit yang terus meningkat, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, sementara pertumbuhan produksi relatif stagnan, mau tidak mau, lanjutnya, produksi harus ditingkatkan.

“ Saya setuju agar anggota GAPKI lebih berperan dalam program Peremajaan Sawit Rakyat jalur kemitraan,”tandas eksekutif PT London Sumatera. di Sumatera Utara ini.

Bukan hanya itu,Joefly juga minta agar pengurus GAPKI, bersama pemerintah untuk terus menggaungkan kampanye positif sawit di pasar global. Khususnya menyikapi pemberlakuan bebas deforestasi Uni Eropa atau EUDR yang direncanakan mau diimplementasikan pada Januari 2025.

“ Kampanye negatif terhadap sawit, saat ini tidak hanya di Eropa tapi juga mulai. muncul di India, Pakustan dan Cina, “ ungkap Joefly lagi.

Terkait penyelesaian kebun sawit yang teridentifikasi masuk kawasan hutan, Joefly mengatakan,bahwa pengurus GAPKI harus bekerja ekstra keras untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Dikatakan Joefly, dengan luas perkebunan sawit yang terindikasi ada dalam kawasan hutan, sekitar 3,4 juta hektar, hendaknya ini jangan dijadikan suatu faktor penghambat peningkatan produksi.

Sejatinya memang, terhadap lahan yang sudah mempunyai alas hak berupa Hak Guna Usaha, dan telah mempunyai izin usaha yang diterbitkan pemerintah, adalah legal untuk melanjutkan usahanya.

pun halnya dengan penyelesaian konflik dengan masyarakat, kemudian maraknya pencurian, penjarahan, sebaiknya disikapi dengan bijak.

“ Kondisi ini tentunya, tak mungkin diselesaikan dengan tuntas tanpa melibatkan masyarakat, Pemda setempat dan aparat keamanan,” Joefly menambahkan.

Dengan alasan itu pula, Joefly sangat mendukung upaya yang dilakukan pengurus GAPKI, yang telah melakukan menandatangan Nota Kesepahaman dengan POLRI, terkait peningkatan bantuan keamanan, pencegahan dan penanganan konflik sosial, serta penegakan hukum di lingkungan kerja anggota GAPK