Ini Hasil Pertemuan Bilateral Menteri Siti dengan 7 Utusan Negara G20 di Bali

TROPIS.CO, BALI – Ditengah pertemuan bersama, para menteri bidang lingkungan hidup dan iklim, negara anggota G-20 atau Joint Environment and Climate Ministers’ Meeting (JECMM), Menteri LHK Siti Nurbaya menyempatkan diri melakukan pertemuan bilateral dengan utusan dari tujuh negara pada Selasa (30/8/2022).

Pertemuan JECMM sendiri dihadiri oleh 362 delegasi yang telah terdaftar. Sebanyak 330 delegasi hadir secara luring dan 32 delegasi daring. Pertemuan ini dihadiri oleh pejabat setingkat Menteri sebanyak 17 orang, Wakil Menteri 11 orang, dan Ketua Organisasi Internasional 1 orang.

Berikut hasil pertemuan bilateral Menteri Siti Nurbaya dengan tujuh utusan negara anggota G20:

1. Pertemuan dengan Michael S. Regan, Administrator of the US Environmental Protection Agency. Pihak Amerika menyampaikan apresiasi dan dukungannya kepada Indonesia sebagai Presidensi G20. Kerja sama lingkungan antara kedua negara memiliki sejarah yang panjang di bidang lingkungan hidup. Diantaranya kualitas udara, limbah berbahaya, dan penegakan hukum. Diharapkan kerja sama dapat berlanjut baik dalam pertukaran keahlian, teknologi dan inovasi. Menteri Reagan mengetahui program FoLU Net Sink 2030 merupakan kebijakan KLHK dalam perubahan iklim.

2. Pertemuan dengan Bettina Hoffmann, Parliamentary State Secretary of BMUV of Germany. Jerman menyampaikan terima kasih atas undangan dan dukungannya kepada Indonesia sebagai Presidensi G20. Jerman berterima kasih atas kerja sama yang telah lama terjalin selama ini di banyak proyek, khususnya di bidang perlindungan keanekaragaman hayati dan iklim, perlindungan hutan dan lahan gambut serta rehabilitasi dan memerangi polusi plastik di lautan. Jerman juga menyampaikan siap untuk pertukaran dan dukungan lebih lanjut.

3. Pertemuan dengan Vivianne Heijnen, Minister for the Environment of Netherlands. Menteri Vivianne menyampaikan terima kasih atas undangan dari Indonesia sebagai Oresidensi G20. Disampaikan juga bahwa Belanda dan Indonesia telah bekerja sangat erat untuk jangka waktu yang sangat lama, terutama dalam urusan air dan maritim, tetapi juga pada limbah dan ekonomi sirkular. Selain itu, Menteri Vivianne juga menyampaikan bahwa keinginan mempercepat upaya bersama untuk implementasi MOU tentang pengelolaan limbah, ekonomi sirkular, dan kualitas air yang telah ditandatangani kedua pihak.

4. Pertemuan dengan Terry Durguid, Parliamentary Secretary to the Minister of Environment and Climate Change of Canada. Kanada mengapresiasi komitmen Indonesia dalam COP 26, terutama dalam upaya menjaga kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat. Canada juga menyambut baik rencana Indonesia untuk menaikan ambisi NDC. Terkait climate finance, disampaikan bahwa Canada dan Jerman telah bekerja bersama untuk menbangun climate finance delivery plan, yang ditargetkan mencapai 100 miliar USD di tahun 2023.

5. Pertemuan dengan Vice Minister of Ecology and Environment Republik Rakyat Tiongkok, H.E. Zhao Yingmin. Wakil Menteri Zhao mengharapkan, dukungan Indonesia untuk RRT sebagai Presidensi Conference of Parties to the Convention on Biological Diversity (COP 15 CBD). COP 15 CBD sesi dua akan diselenggarakan di Montreal Kanada pada Desember 2022 dengan fokus pada negosiasi Post-2020 Global Biodiversity Framework (Post-2020 GBF). Untuk Indonesia, Post GBF 2020 akan menentukan bagaimana kita hidup dan bertahan hidup. Oleh karena itu, harus memastikan bahwa target global bukan hanya sekedar klaim retoris, tetapi tindakan yang dibanggakan oleh negara-negara untuk melaporkan pencapaiannya.

6. Pertemuan dengan Minister of the Environment Jepang, H.E. Nishimura Akihiro yang dihadiri Vice Minister of Energy, Trade and Industry, wakil Menteri LHK, Duta Besar RI untuk Jepang dan Pejabat lainnya. Pada kesempatan tersebut telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Cooperation (MoC) mengenai kerjasama lingkungan hidup antara Kementerian LHK RI dan Kementerian LH Jepang. Kedua Menteri berharap MoC dapat ditindaklanjuti dengan kerja sama yang konkrit melalui proyek bersama, dan untuk didiskusikan di tingkat teknis. Jepang ingin meningkatkan kerja sama yang sudah ada seperti pengelolaan sampah laut dan perubahan iklim terutama implementasi artikel 6 Paris Agreement.

Terkait market mechanism, Indonesia menyampaikan bahwa telah memiliki peraturan presiden tentang Nilai Ekonomi Karbon yang melingkupi the result based payment, the carbon offset dan pajak karbon yang masih perlu untuk dielaborasi lebih lanjut.

Jepang menyampaikan apresiasi dan dukungan atas Presidensi G20. Sebagai Presidensi G20, Indonesia menempatkan posisi sebagai jembatan dalam kepresidenan sebagai jembatan aspirasi dari saudara-saudara kita dari negara berkembang ke negara berkembang.

7. Pertemuan The Rt Hon Alok Sharma MP, UK President of COP26 UNFCCC. Inggris menyampaikan terima kasih untuk co chairing FACT Dialogue, yang dapat menunjukkan komitmen besar dari Indonesia. Pihak Inggris sangat tertarik untuk mendengar rencana peningkatan ambisi NDC Indonesia. Indonesia juga menyampaikan bahwa telah dilakukan beberapa Tindakan korektif (corrective actions) yang telah dirumuskan menjadi FoLU Net Sink 2030 yang diharapkan dapat membantu rencana peningkatan NDC. (Nto)