Pakistan Jadi Pasar Potensial Minyak Sawit Indonesia

Kampanye Negatif

Jika kebutujan akan kelapa sawit tak bisa dihindari, maka begitu pula dengan isu negatif yang kian santer digaungkan sebagai bagian dari perang dagang minyak nabati global.

Kendati secara produktivitas dan keserbagunaan sawit tak dapat diungguli oleh minyak nabati lainnya, namun isu negatif untuk menekan industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ini terus digencarkan.

Baca juga: Kendala Utama PSR, Banyak Lahan Petani Sawit Rakyat Dikategorikan Kawasan Hutan oleh KLHK

Tak terkecuali kepada warga Pakistan terutama para gerenasi muda.

Itulah yang tergambar saat mengadakan kuliah umum di Institute of Business and Admisnistration (IBA) of Karachi, Pakistan.

Ketua Bidang Luar Negeri GAPKI Fadhil Hasan pun meluruskan isu-isu yang mengemuka.

Terkait isu deforetasi dan dampak ekspansi kelapa sawit terhadap orang utan menjadi sorotan utama.

Baca juga: Bentuk Kegiatan Usaha Ekonomi Solutif di Papua, GAPKI Salurkan CSR

Tak hanya itu, potensi pengembangan dan riset kelapa sawit di Pakistan dengan menggunakan bibit yang menghasilkan tanaman kelapa sawit yang membutuhkan lebih sedikit air juga turut dibahas dalam kesempatan tersebut.

Sama halnya seperti India dan China yang telah terlebih dahulu mengembangkan kelapa sawit, wacana agar pakistan juga mengembangkan sawit sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan domestik kini juga mengemuka.

Komjen Republik Indonesia di Pakistan, June Kuncoro hadiningrat menyatakan, Pakistan memiliki banyak potensi perdagangan dengan Indonesia dan bisa menguntungkan kedua negara.

“Saat ini ada jeruk pakistan, mereka juga punya kurma walau kecil-kecil tapi cukup bagus untuk industri, kemudian beras yang kualitasnya baik dan juga bawang merah yang cocok untuk salad karena manis.”

Baca juga: Ketum GAPKI Raih Penghargaan People of The Year Industri Kelapa Sawit Indonesia

“Di sisi lain hasil produk Indonesia juga dibutuhkan disini selain kelapa sawit, seperti mangga, alpukat dan lainnya,” jelas June.

“Maka pemerintah terus menggalakan kerja sama perdagangan yang serius dengan Pakistan yang memberikan keuntungan bagi kedua negara,” tegasnya.

Terkait dengan kampanye negatif, Indonesia dan Pakistan memiliki hubungan sejarah yang baik.

Namun memang terkait promosi dan kampanye positif semua pihak harus bersama-sama dalam melakukan advokasi ini agar industri kelapa sawit dan umumnya seluruh produk Indonesia bisa diterima, dihargai dan memiliki product value diluar negeri. (*)