Pakistan Jadi Pasar Potensial Minyak Sawit Indonesia

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono Menyebutkan pada tahun 2022 total ekspor kelapa sawit dan turunannya ke Pakistan mencapai 2,78 juta ton setara dengan US$3,1 miliar. Foto: GAPKI
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono Menyebutkan pada tahun 2022 total ekspor kelapa sawit dan turunannya ke Pakistan mencapai 2,78 juta ton setara dengan US$3,1 miliar. Foto: GAPKI

TROPIS.CO, KARACHI – Tahun 2022 lalu, di tengah kelangkaan minyak goreng yang dialami banyak negara, Presiden Joko Widodo menceritakan ada seorang pejabat tinggi yang menelpon dan memohon agar membuka keran ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke negaranya.

Kala itu Indonesia tengah memberlakukan kebijakan larangan ekspor akibat kelangkaan minyak goreng di dalam negeri.

Presiden ingin semua pihak membenahi dan menanggulangi kondisi tersebut.

Kengerian terjadi kala itu di Indonesia, harga minyak goreng selangit, ibu-ibu berebut minyak goreng karena langka.

Baca juga: Ketum GAPKI Prediksi Ekspor Turun di Tahun 2024, Analis Bilang akan Picu Kenaikan Harga

Namun ironisnya tanki penyimpanan crude palm oil (CPO) juga penuh lantaran dilarang ekpor dan petani mengantre berhari-hari sambil merelakan buahnya membusuk perlahan.

Dibelahan dunia lain, Pakistan yang merupakan negara terpadat ketiga di asia dan dengan jumlah penduduk terbesar kelima di dunia yakni sebesar 235 juta jiwa juga mengalami kepanikan.

Bagaimana tidak, cadangan minyak sawit yang merupakan salah satu kebutuhan pangan utama mereka, saat itu diperhitungkan hanya cukup untuk kurang dari minggu saja.

Jika sampai habis, maka negara tersebut akan mengalami krisis pangan yang memicu gelombang lonjakan harga dan lebih parah lagi memicu krisis sosial dan ekonomi.

Baca juga: RSPO Komit Kembangkan Industri Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia

Inilah yang digambarkan ketika saya mendengarkan kisah Abdul Raseed Jan Muhammad seorang tokoh sekaligus pelaku bisnis Pakistan dalam sambutan makan malamnya bersama para stakeholder sawit pekan lalu di Karachi, Pakistan belum lama ini.

Pria yang rakrab disapa Jan ini yang pontang-panting memohon visa untuk mengunjungi Indonesia dan menemui pejabat Pemerintah Indonesia untuk melakukan lobi agar membuka keran ekspor ke Pakistan 2022 lalu.

Beruntung, kabar baikpun akhirnya tersiar melalui media setempat beritanews.tv pasca kunjungan Jan kala itu.

Dikutip dari kumparan.com disepakati, Indonesia mengirimkan 2,5 juta metrik ton ke Pakistan dalam dua pekan.

Baca juga: Produksi Kelapa Sawit Indonesia Dominan Tentukan Harga Minyak Nabati Dunia

Menurut Jan yang juga merupakan CEO Westbury Grup, dalam Pakistan Edible Oil Conference (PEOC) lalu menyatakan, dalam satu tahun Pakistan membutuhkan 4,5 juta ton minyak nabati setiap tahunnya namun hanya mampu memproduksi 0,75 juta ton di dalam negeri.

Selebihnya atau sekitar 3 juta ton berupa kelapa sawit yang 90 persen diimpor dari Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono Menyebutkan pada tahun 2022 total ekspor kelapa sawit dan turunannya ke Pakistan mencapai 2,78 juta ton setara dengan US$3,1 miliar.

Sedangkan per Oktober 2023, ekpor kelapa sawit ke Pakistan mencapai 2,24 juta ton atau US$2,1 miliar.

Baca juga: Jadi Pengimpor Besar, India dan Pakistan Minta Indonesia Permudah Ekspor Minyak Sawit

“Pakistan adalah pasar yang potensial dan saya yakin akan terus berkembang.”

“Untuk itu harus diperhatikan dan dikembangkan dalam berbagai perjanjian perdangan yang saling memberikan manfaat bagi kedua negara,” tutur Eddy.