GAPKI dan Polri Kolaborasi Jaga Keamanan dan Kepastian Hukum Industri Kelapa Sawit Indonesia

Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Ketua Umum GAPKI Eddy Martono dan Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen Pol Drs. Verdianto I. Bitticaca di Ballroom Hotel Ayana Midplaza, Jakarta. Foto: GAPKI
Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Ketua Umum GAPKI Eddy Martono dan Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen Pol Drs. Verdianto I. Bitticaca di Ballroom Hotel Ayana Midplaza, Jakarta. Foto: GAPKI

TROPIS.CO, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai peningkatan bantuan pengamanan, pencegahan, penanganan konflik sosial serta penegakan hukum di lingkungan kerja anggota GAPKI.

Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Ketua Umum GAPKI Eddy Martono dan Asisten Kapolri Bidang Operasi Irjen Pol Drs. Verdianto I. Bitticaca di Ballroom Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (2/27/24).

Dalam sambutannya, Karodalops Sops Polri, Brigjen Pol Endi Sutendi, mewakili Asisten Kapolri Bidang Operasi, Irjen Pol Drs. Verdianto I. Bitticaca, menjelaskan di tengah besarnya devisa negara dari sektor industri kelapa sawit hingga menopang perekonomian negara, masih terdapat tantangan yang berpotensi menghambat kinerja dan peran penting industri kelapa sawit ke depan, khususnya di bidang keamanan berusaha dan kepastian hukum.

“Gangguan keamanan berupa aksi pencurian, penjarahan, perusakan terhadap sarana dan prasarana perusahaan, serta pembakaran lahan di area perkebunan kelapa sawit sering kali menjadi hambatan yang signifikan dalam menjaga keberlanjutan sektor industri kelapa sawit,” kata Endi.

Baca juga: Apical dan Cepsa Bangun Pabrik Biofuel Generasi Kedua Terbesar di Selatan Eropa

“Selain itu, munculnya konflik sosial yang dipicu oleh sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan perkebunan sawit menjadi persoalan yang harus segera disikapi dan ditangani dengan baik dan bijak,” tuturnya.

Endi mengatakan bahwa pelibatan unsur pemerintah setempat, aparat keamanan, perusahaan perkebunan dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) termasuk GAPKI menjadi sangat penting dalam menangani persoalan ini.

“Kita berharap ruang lingkup kerja sama ini dapat mewadahi kepentingan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak serta dapat menjadi pondasi dalam menindaklanjuti kerja sama yang bersifat teknis antara GAPKI dengan satuan kerja di Mabes Polri serta satuan wilayah,” ujar Endi.

Dalam Nota Kesepahaman ini, terdapat tujuh ruang lingkup yang dikerjasamakan, yaitu pertukaran dan pemanfaatan data dan atau informasi, bantuan pengamanan, pencegahan dan penanganan konflik, penegakan hukum, upaya pencegahan kebakaran lahan, peningkatan kapasitas dan pemanfaatan sumber daya manusia, serta pemanfaatan sarana dan prasarana. (*)