GAPKI Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Antisipasi El Nino

Program Pemerintah

TMC merupakan program pemerintah dalam memitigasi risiko panas ekstrem akibat El Nino.

GAPKI Cabang Kalteng mendukung pemerintah dalam upaya tersebut selama enam hari yakni dari tanggal 25 sampai dengan 30 Agustus 2023.

Sasarannya seluruh area Kalteng memiliki tingkat kelembapan paling rendah atau sangat kering.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), wilayah Kalteng dan Riau menjadi daerah yang rentan terhadap kasus Karhutla.

Baca juga: Uni Eropa Gunakan EUDR untuk Kendalikan Sawit Indonesia

Menurut data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), selama bulan Agustus sudah ditemukan lebih dari 60 hotspot di beberapa titik di Kalteng.

“Secara historis, curah hujan wilayah Kalteng pada bulan Agustus 2023, hingga tanggal 24 menunjukan penurunan dibanding rata-rata historisnya.”

“Hal ini menunjukan El Nino yang sangat besarnya pengaruhnya di Kalteng.”

“Diharapkan dengan TMC, tidak hanya meminimalkan hotspot tapi kami berambisi agar zero hotspot di Kalteng,” tutur Koordinator Lapangan TMC Kalteng, Chandra Fadlillah.

Baca juga: Industri Sawit Berkomitmen Dukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission

Sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2020, TMC telah menjadi bagian dari strategi nasional dalam mitigasi dan penanggulangan Karhutla.

TMC dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, diantaranya BRIN, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), KLHK, GAPKI dan pemangku kepentingan setempat.

Suto Suwahyo mengungkapkan, langkah ini diharapkan dapat mengurangi potensi Karhutla yang memberikan kerugian bagi seluruh pihak, secara materi juga bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

“TMC adalah solusi permanen untuk Karhutla.”

Baca juga: Pemerintah Tak Konsisten Terapkan Putusan MK Bikin Carut Marut Lahan Sawit

“Kalau sebelumnya dilakukan ketika kebakaran terjadi, tahun ini kita dorong sebagai langkah pencegahan,” pungkas Chandra Fadlilah. (*)