Industri Sawit Berkomitmen Dukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission

Industri sawit menyambut baik ajakan pemerintah untuk menekan emisi karbon dan mencapai target nol emisi karbon. Foto: Instagram @afikhadiyanto
Industri sawit menyambut baik ajakan pemerintah untuk menekan emisi karbon dan mencapai target nol emisi karbon. Foto: Instagram @afikhadiyanto

TROPIS.CO, JAKARTA – Pemerintah mengajak pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk mendukung pencapaian target net zero emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

Kelapa sawit termasuk sektor industri komoditas agro yang mendukung penyerapan emisi karbon dan program NZE.

“Kelapa sawit ini membantu penyerapan emisi karbon. Dalam berbagai literatur, tanaman ini menyerap karbon lebih besar dibandingkan tanaman lain,” ujar Dr. Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pernyataan ini disampaikannya saat menjadi Keynote Speaker dalam Diskusi Virtual Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertemakan “Kontribusi Industri Sawit Terhadap Net Zero Emissions Indonesia”, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Baca juga: Produksi Membaik, Stok CPO Indonesia Meningkat

Pembicara lain dalam diskusi ini antara lain Dr. Meika Syahbana Rusli, Director of Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC), IPB University, Dwimas Suryanata Nugraha, SH., MH, Subkoordinator Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian RI, dan Luwy Leunufna, Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group.

Dalam presentasinya, Dadan menguraikan pohon kelapa sawit mampu menyerap 25 ton CO2 per tahun sedangkan pohon lainnya hanya sebesar 6 ton CO2 per tahun.

Karena itulah, tanaman kelapa sawit merupakan penyerap CO2 sama dengan tanaman lain seperti tanaman kayu hutan.

Selanjutnya mengutip data Henson (1999) dalam proses fotosintesis kelapa sawit menyerap sekitar 161 ton CO2 per hektare per tahun.

Baca juga: Mendorong Keterlibatan Masyarakat Perdesaan Hasilkan Minyak Sawit Berkelanjutan

Bila dikurangi CO2 proses respirasi, maka secara netto, kelapa sawit mampu menyerap CO2 sebesar 64,5 ton CO2 per tahun.

Kontribusi sawit menekan emisi karbon sudah diwujudkan melalui implementasi program mandatori biodiesel.

Dadan mengatakan Indonesia saat ini menjadi negara terbesar dalam penggunaan biodiesel dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia.

“Kita akan terus tingkatkan pemanfaatan bahan bakar nabati ini baik dalam bentuk biodiesel maupun dalam bentuk bio yang lain, bahan bakar bio yang lain misalkan bioetanol itu juga bisa dibuat atau misalkan juga nanti bisa biogas,” ucapnya.

Baca juga: Minyak Sawit Sumber Pangan dan Bioenergi Berkelanjutan

Dadan dalam presentasinya menguraikan pula bahwa penggantian bahan bakar mesin diesel dari minyak solar ke biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 50 persen hingga 60 persen.