Di Tahun 2028, Diprediksi Hilirisasi Produk Sawit bakal Tembus US$107,02 Miliar

Kalah dari Malaysia

Meski cukup mengalami peningkatan, dia menyebut hilirisasi industri sawit Indonesia masih kalah dengan Malaysia.

Baca juga: Ketum GAPKI Prediksi Ekspor Turun di Tahun 2024, Analis Bilang akan Picu Kenaikan Harga

Sebab negara tetangga sudah mempunyai sekitar 260 produk turunan sawit.

Padahal, Malayasia hanya mempunyai 5 juta hektar lahan, jauh di bawah Indonesia yang mencapai sekitar 16,8 juta hektare.

“Mereka bisa menghasilkan tokotrienol dari sawit.”

“Tokotreanol 1 kg 800 dolar loh, kenapa banyak?”

Baca juga: Produksi Kelapa Sawit Indonesia Dominan Tentukan Harga Minyak Nabati Dunia

“Karena pengusaha aman di sana.”

“Engga tiba-tiba pengusaha didatangi kesatuan pemuda setempat, regulasi berubah-ubah.”

“Di Indonesia besar potensinya tapi pelaku usaha takut,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Sahat menekankan perlunya satu badan khusus agar laju industri sawit bisa berjalan optimal.

Baca juga: Jadi Pengimpor Besar, India dan Pakistan Minta Indonesia Permudah Ekspor Minyak Sawit

Selain itu, tumpang tindih regulasi yang menghambat industri di sektor sawit, bisa diselesaikan.

“Agar kondusif jangan Kementerian-kementerian banyak cawe-cawe ke sawit.”

“Kementerian lain hanya supporting, ada satu badan jadinya,” ungkap Sahat.

Dia mengungkapkan jika inovasi proses pengolahan produk sawit diperbaharui, maka total bisnis sawit di tahun 2028 bisa mencapai US$107,02 miliar atau pertumbuhan usaha di bidang Industri Sawit bisa tumbuh sebanyak 70,1 persen.

Baca juga: Bentuk Kegiatan Usaha Ekonomi Solutif di Papua, GAPKI Salurkan CSR

“Kuncinya adalah mereplanting 485.000 ha per tahun.”

“Petani itu harus dibina, jangan dibinasakan ma perlu dibantu.”L

“Lalu manfaatkan biomass, per satu ton sawit, bisa 8 hingga 9 ton biomass.”

Rapeseed 1 ton biomass, artinya ita punya banyak tapi tidak termanfaatkan,” pungkas Sahat. (*)