Produksi Kelapa Sawit Indonesia Dominan Tentukan Harga Minyak Nabati Dunia

Thomas Mielke dari Oil World menyatakan, kelapa sawit Indonesia telah menyumbang 54 persen dari ekspor dunia, namun penurunan produksi kelapa membuat daya saing minyak nabati tersebut di pasar global menjadi memburuk. Foto: GAPKI
Thomas Mielke dari Oil World menyatakan, kelapa sawit Indonesia telah menyumbang 54 persen dari ekspor dunia, namun penurunan produksi kelapa membuat daya saing minyak nabati tersebut di pasar global menjadi memburuk. Foto: GAPKI

TROPIS.CO, NUSA DUA – Produktivitas kelapa sawit masih menjadi isu kritis di tengah meningkatnya kebutuhan global terhadap minyak nabati yang sangat tinggi dalam lima belas tahun terakhir.

Situasi ini diprediksi akan terus meningkat di masa yang akan datang.

Fluktuasi harga yang tidak terduga sangat mungkin terjadi mengingat dalam tiga tahun terakhir pasar memberikan reaksi yang luar biasa besar terkait perubahan gangguan pasokan.

Produksi kelapa sawit dunia diprediksi akan mengalami penurunan selama 10 tahun ke depan dengan rata-rata hanya 1,7 juta ton per tahun hingga 2030.

Baca juga: Jadi Pengimpor Besar, India dan Pakistan Minta Indonesia Permudah Ekspor Minyak Sawit

Berbeda dengan kondisi sebelumnya, yakni periode 2010 hingga 2020 di mana kenaikan produksi rata-rata mencapai 2,9 juta ton.

Konsumsi minyak nabati global selama 10 tahun ke belakang terus mengalami peningkatan signifikan, terutama untuk kebutuhan makanan, energi dan oleokimia.

“Dengan perkiraan yang ada ini, diperkirakan akan teradi defisit produksi global pada tahun 2024, maka diprediksi akan terjadi kenaikan harga minyak nabati,” kata peneliti minyak nabati global dari Oil World, Thomas Mielke dalam presentasinya di Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023, di Nusa Dua, Bali, Jumat (3/11/2023).

Thomas menjabarkan jika sebanyak 20 persen kebutuhan oils dan fats dunia digunakan untuk sektor energi terbarukan seperti biodiesel dan sisanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun yang lain.

Baca juga: Petani Sawit Indonesia Jadi Korban Utama Kebijakan UEDR Uni Eropa

Produksi biodiesel pada tahun 2023 mengalami kenaikan hingga 57 juta ton, sebanyak 10,5 juta ton diantaranya adalah produksi biodiesel Indonesia.

Kelapa sawit Indonesia telah menyumbang 54 persen dari ekspor dunia, namun penurunan produksi kelapa membuat daya saing minyak nabati tersebut di pasar global menjadi memburuk.