Zero Waste, Solusi Bersama Berperang Melawan Sampah

Sampah bisa menjadi sumber ekonomi ketika dikelola dengan benar. Foto: Dok. Pribadi
Sampah bisa menjadi sumber ekonomi ketika dikelola dengan benar. Foto: Dok. Pribadi

TROPIS.CO, JAKARTA – Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia.

Keadaan ini membuat Indonesia tercatat sebagai kontributor global kedua untuk polusi plastik di lautan, baik dari sampah yang tidak berhasil dikelola maupun dari sungai.

Persoalan sampah di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan negara kita saat ini sudah darurat sampah.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pertengahan tahun 2019 merilis diperkirakan ada sebanyak 1,2 juta metrik ton sampah plastik di lautan Indonesia.

Baca juga: Melirik Potensi Blue Karbon di Ekosistem Pesisir

Meskipun Pemerintah Indonesia telah berinisiatif menyelesaikan permasalahan sampah plastik ini melalui regulasi dengan menerbitkan Peraturan Presiden No. 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga tetapi belum efektif dalam penanggulangan sampah.

Disebutkan ada target pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen.

Namun, dalam lampirannya, disebutkan rencana pemerintah membangun proyek Waste to Energy (WTE) 45 teknologi termal pada tahun 2025 termasuk: 14 pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), 19 landfill gas (LFG), dan 10 refuse derived fuel (RDF).

Proyek WTE dengan teknologi termal memiliki potensi dampak negatif pencemaran udara.

Baca juga: Ajinomoto Indonesia Luncurkan MSG AJI-NO-MOTO Kemasan Kertas demi Kurangi Sampah Plastik

Saat ini Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pertengahan tahun 2019 merilis diperkirakan ada sebanyak 1,2 juta metrik ton sampah plastik di lautan Indonesia.

Abdul Ghofar dari dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengatakan, tersebab persoalan sampah di Indonesia yang sudah sangat memprihatinkan inilah WALHI bersama Aliansi Zero Waste Indonesia ( AZWI) pernah menggelar road show diskusi publik “Solusi Zero Waste” keempat kota besar yakni, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bali.

Di Kota Semarang diskusi menghadirkan nara sumber sebagai pemantik diskusi Bapak Nol Sampah Prof. (Em.) Paul Connett (Professor Emeritus of Environmental Chemistry St. Lawrence University in Canton, NY.) dan Prof. Yohanes Budi Widianarko (Guru Besar Lingkungan Unika Soegijapranata Semarang) yang diikuti puluhan peserta diskusi yang terdiri dari mahasiswa, pengelola bank sampah, ibu rumah tangga, pemulung, aktivis lingkungan, aparat pemerintah, dan jurnalis.

Koordinator kegiatan Abdul Ghofar mengatakan, diskusi publik ini, bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pengelolaan sampah, termasuk sampah plastik, sebagai masalah global kepada masyarakat Semarang.

Baca juga: Pengelolaan Sampah yang Tepat Dapat Turunkan Emisi GRK

Di samping itu juga untuk memberikan pemahaman tentang model pengelolaan sampah di Indonesia dan Semarang dan problematikanya.

Langkah ini juga untuk menyikapi agar masyarakat sipil yang peduli perlu terus berkampanye mengambil peran dalam mempromosikan Strategi Nol Sampah atau Zero Waste.

Pemahaman yang benar tentang zero waste perlu disebarluaskan ke masyarakat agar mereka mendukung kegiatan, program dan inisiatif pengelolaan sampah di kota masing-masing, khususnya pengelolaan sampah dari hulu, termasuk di Semarang.