Buka Rangkaian HPSN 2024, KLHK Gelar Dialog dan Peluncuran Buku Panduan Bank Sampah

Direktur Jenderal PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati menyatakan, urusan sampah harus menjadi bagian dari solusi terhadap triple planetary crisis yang dihadapi masyarakat global saat ini, yaitu climate change, biodiversity loss, dan pollution. Foto: KLHK
Direktur Jenderal PSLB3 Rosa Vivien Ratnawati menyatakan, urusan sampah harus menjadi bagian dari solusi terhadap triple planetary crisis yang dihadapi masyarakat global saat ini, yaitu climate change, biodiversity loss, dan pollution. Foto: KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) mengadakan “Dialog Kelola Sampah Menjadi Sumber Daya Produktif Menuju Zero Waste Zero Emission” dan “Peluncuran Buku Panduan Bank Sampah”, Rabu (21/2/2024).

Bertempat di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, kedua kegiatan tersebut menjadi pembuka rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024 dengan tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”.

Direktur Jenderal PSLB3, Rosa Vivien Ratnawati, menyampaikan bahwa peringatan HPSN 2024 menjadi momentum penting dalam sejarah pengelolaan sampah di Indonesia, yaitu momentum untuk membangkitkan memori kolektif kita agar secara terus-menerus berupaya keras membangun pengelolaan sampah yang lebih baik dengan cara-cara produktif.

“Urusan sampah harus menjadi bagian dari solusi terhadap triple planetary crisis yang dihadapi masyarakat global saat ini, yaitu climate change, biodiversity loss, dan pollution.”

Baca juga: Roadmap Pengurangan Sampah Indonesia

“Penguatan posisi sektor pengelolaan sampah harus mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang memaduserasikan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan,” ujarnya.

Sebagai langkah nyata melawan triple crisis tersebut, khususnya perubahan iklim dan polusi,

Pemerintah Indonesia melalui kepemimpinan KLHK tengah mengembangkan kebijakan dan program mitigasi perubahan iklim dari sektor sampah dan limbah melalui komitmen Zero Waste Zero Emission 2050.

“KLHK juga tengah memimpin negosiasi di tingkat global dalam upaya menyusun kesepakatan internasional yang mengikat untuk mengakhiri polusi plastik atau intergovernmental negotiating committee (INC) to develop on international legally binding instrument (ILBI) on plastic pollution, including in the marine environment,” jelas Vivien.

Baca juga: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia

Sementara itu pada Dialog Kelola Sampah Menjadi Sumber Daya Produktif Menuju Zero Waste Zero Emission, dipaparkan oleh para narasumber mengenai pilihan praktis menjadikan urusan sampah sebagai sektor pendukung pertumbuhan ekonomi skala kecil, menengah, dan skala besar sekaligus membahas gerakan penyadartahuan dan partisipasi masyarakat dalam usaha-usaha produktif mengatasi masalah, seperti membudayakan untuk memilah dan mengolah sampah disumbernya.

Dialog ini menghadirkan lima narasumber yang berasal dari wakil Pemerintah Daerah, Produsen, Pegiat Bank Sampah, praktisi edukasi publik sekaligus praktisi TPS3R dan pelaku usaha pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL).