Rencana Aksi Strategis Penanganan Banjir dan Upaya Pemulihan Lingkungan Kalsel

Aspek perencanaan ini harus didukung data yang kuat, dan kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, termasuk penyiapan Early Warning System tentang banjir. Foto: Kanal Kalimantan
Aspek perencanaan ini harus didukung data yang kuat, dan kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, termasuk penyiapan Early Warning System tentang banjir. Foto: Kanal Kalimantan

TROPIS.CO, JAKARTA – Pasca terjadinya banjir Kalimantan Selatan (Kalsel), ketersedian kajian komprehensif yang akan menjadi dasar dalam penyusunan rencana aksi strategis penanganan banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) penting disusun segera.

Sebelumnya pada Rapat Koordinasi secara daring Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong dengan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor belum lama ini, Wamen LHK mengatakan jika paling tidak terdapat lima aspek yang perlu disiapkan dan dilakukan dalam upaya Pemulihan Lingkungan Pasca Banjir Kalsel.

Salah satunya adalah aspek perencanaan dan untuk menyusun aspek perencanaan ini harus didukung data yang kuat, dan kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemprov Kalsel, termasuk penyiapan Early Warning System tentang banjir.

Oleh karenanya Pemerintah Provinsi Kalsel telah menyusun kerangka rencana aksi integratif berbasis metode rapid assessment banjir Kalimantan Selatan.

Kerangka ini berisi rencana analisis berbagai faktor, baik faktor alam maupun faktor antropogenik penyebab banjir Kalsel, untuk kemudian akan diwujudkan menjadi rencana aksi strategis jangka pendek, menengah, dan panjang yang meliputi tindakan vegetatif, tindakan sipil teknis, tindakan pemberdayaan masyarakat, serta tindakan kebijakan regulasi dan antisipasi, hingga mekanisme pelaksanan dan strategi pembiayaannya.

Kajian dilakukan fokus pada DAS Barito dan DAS Tabunio, dengan mempertimbangkan kondisi curah hujan yang menyebabkan banjir pada Januari 2021 lalu dan lima tahun terakhir.

Dari kajian awal, terungkap jika perlu dilakukan analisis lebih rinci di Daerah Tangkapan Air (DTA) Alalak, DTA Amandit, DTA Riam Kanan, DTA Tabalong Kiwa, DTA Negara, DTA Tapin, DTA Batang Alai dan DTA Pulau Laut.