Zero Waste, Solusi Bersama Berperang Melawan Sampah

Manusianya yang Diadvokasi, Bukan Lingkungannya

Sementara itu, Guru Besar Toksikologi Lingkungan UNIKA Soegijapranata Semarang, Prof. Dr. Ir. Budi Widiyanarko, M.Scmengatakan, selama ini yang terjadi ada pengertian salah kaprah yang seharusnya yang diadvokasi bukan lingkungannya, tetapi manusianya.

Dalam diskusi tersebut Doktor lulusan VUUniversity, Amsterdam Environmental Toxicology ini mengatakan, untuk pengelolaam sampah menawarkan solusi dengan pendekatan eco happiness approach.

Menurut Profesor Budi sudah bukan saatnya lagi bicara lingkungan dan menerapkan kebijakannya dengan menakut-nakuti dengan ancaman dan hukuman. Sudah saatnya mengembalikan keindahan alam sebagai sumber kebahagiaan .

Naluri manusia biasanya menemukan kebahagian dalam keindahan alam.

Saya baru liat beberapa anak-anak muda di sebuah tempat di Bandungan, yang indah pemandangannya, berfoto-toto dan kemudian
membagikannya dalam jaringan medsosnya.

Mereka tidak mungkin berfoto ria di tempat yang ada sampahnya. Jadi siapa tahu eco happines approach bisa dijadikan sebuah gerakan.

Pengalamannya, selama beberapa tahun di Taiwan, juga merupakan alasannya, menawarkan gagasan eco happiness approach.

Di Taiwan membuang sampah itu menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan.

Siapa saja, tak pandang status membuang sampah pada mobil sampah yang dating terjadwal dengan penanda musik yang khas.

Bisa juga ini jadi pilihan, persoalannya banyaknya armada yang dibutuhkan sebagai sarana transportasi dan apakah masyarakat kita yang punya status mapan tidak gengsi.

Pemahaman yang benar tentang zero waste perlu disebarluaskan ke masyarakat agar mereka mendukung kegiatan, program dan inisiatif pengelolaan sampah di kota masing-masing, khususnya pengelolaan sampah dari hulu, hingga hilir di masing-masing daerah. (*)

Christian Heru Cahyo Saputro

Pegiat Heritage di Jung Foundation Lampung Heritage dan Pan Sumatera Network (Pansumnet).Tulisannya tentang lingkungan dimuat diberbagai media antara lain, Sumatera Post, Mongabay.co.id dan Alif. Id. Penulis buku Piil Pesenggiri, Etos dan Semangat
Kelampungan dan editor sejumlah buku. Kini bermukim di Kota Semarang.