Roadmap Pengurangan Sampah Indonesia 

Di Indonesia, selain mencakup pengelolaan sampah plastik, konsumsi dan produksi plastik yang berkelanjutan, serta pengurangan sampah dari sumber berbasis laut. Foto: Shardar Tarikul Islam www.pexels.com
Di Indonesia, selain mencakup pengelolaan sampah plastik, konsumsi dan produksi plastik yang berkelanjutan, serta pengurangan sampah dari sumber berbasis laut. Foto: Shardar Tarikul Islam www.pexels.com

TROPIS.CO, JAKARTA – Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia dengan lebih dari 275 juta orang, bertanggung jawab sebagai salah satu kontributor terbesar di dunia untuk kebocoran sampah plastik ke lautan, menurut sebuah laporan.

Bank Dunia mengatakan dalam laporannya di tahun 2021 bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahun.

Dari angka itu, 4,9 juta ton sampah plastik salah kelola, misalnya tidak terangkut, dibuang di tempat pembuangan terbuka atau bocor dari tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.

“Sampah yang tidak terkumpul lebih banyak berkontribusi pada pembuangan sampah plastik daripada kebocoran dari tempat pembuangan akhir, dan sangat sedikit plastik yang didaur ulang,” demikian laporan Bank Dunia berjudul “Pembuangan Sampah Plastik: Dari Sungai dan Garis Pantai di Indonesia”.

Baca juga: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia

Beberapa temuan penting dari laporan tersebut juga menunjukkan dari “diperkirakan 346,5 kiloton per tahun (perkiraan kisaran 201,1 – 552,3 kiloton per tahun) sampah plastik dibuang ke lingkungan laut dari sumber berbasis darat di Indonesia, dua pertiganya berasal dari Jawa dan Sumatera.”

Lebih lanjut, laporan tersebut juga mengatakan sekitar 83 persen sampah plastik yang dibuang ke lingkungan laut Indonesia berasal dari sumber berbasis darat dan dibawa melalui sistem sungai yang kompleks.

Sisanya 17 persen berasal dari sampah yang dibuang dari wilayah pesisir.

Bukan sampah perkotaan yang paling banyak menyumbang sampah plastik yang salah kelola.

Baca juga: Festival Iklim 2022: Mendorong Aksi Iklim, Jadikan Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat

Menurut laporan tersebut, dua pertiga sampah plastik yang salah kelola berasal dari daerah pedesaan karena tingkat pengumpulan sampah yang sangat terbatas.

Sayangnya, pembuangan langsung ke air merupakan jalur utama sampah plastik yang sampai ke sungai, yang seringkali disebabkan oleh penduduk yang tidak memiliki akses ke layanan pengumpulan sampah.