Harga Tinggi, Sayang Produksi CPO dan PKO Indonesia Malah Turun

Berdampak pada Konsumsi dan Ekspor

Dia juga menyampaikan, harga yang sangat tinggi berdampak pada konsumsi dan ekspor.

Konsumsi dalam negeri untuk pangan bulan Februari 2022 sebesar 489 ribu ton adalah 17,3 persen lebih rendah dari bulan Januari sebesar 591 ribu ton.

Konsumsi oleokimia bulan Februari sebesar 178 ribu ton dan biodiesel 710 ribu ton yang dibandingkan dengan konsumsi Januari masing-masing turun sebesar 2,7 persen dan 3 persen.

Baca juga: GAPKI dan NU Jalin Kemitraan untuk Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit

Total ekspor sawit bulan Februari mencapai 2.098 ribu ton adalah lebih rendah dibandingkan dengan bulan Januari 2.179 ribu ton (-3,7 persen) sehingga walaupun harga bergerak naik, nilai ekspor minyak sawit bulan Februari yang mencapai US$2.799 juta, lebih rendah 0,6 persen dari nilai bulan Januari sebesar US$2.816 juta.

Penurunan ekspor yang besar terjadi untuk tujuan Afrika sebesar 153,3 ribu ton dari 278,1 ribu ton di bulan Januari menjadi 134,7 di bulan Februari (-54 persen).

Penurunan yang cukup besar juga terjadi untuk tujuan Filipina sebesar -55 persen dari 63,8 ribu ton di bulan Januari menjadi 28,7 ribu ton di bulan Februari.

Ekspor untuk tujuan Rusia turun 7,8 persen dari 69,6 ribu ton pada Januari menjadi 64,2 ribu ton pada Februari.

Baca juga: Inovasi Digitalisasi Astra Agro Tingkatkan Pelayanan pada Petani Mitra

Ekspor ke Ukraina fluktuatif dengan rata-rata bulanan pada 2021 sebesar 25 ribu ton.

Pada Januari 2022, ekspor ke Ukraina turun menjadi hanya 256 ton sedangkan pada Februari pulih dan mencapai 15,28 ribu ton.

Ekspor untuk tujuan Belanda, Tiongkok, India, Bangladesh dan Malaysia naik cukup besar. Ekspor ke Belanda di bulan Februai mencapai 184,41 ribu ton naik dari 128,27 ribu pada Januari (+42,21 persen) sedang untuk Tiongkok mencapai 240,3 ribu ton naik dari 197,4 ribu ton (+21,7 persen), untuk India mencapai 290,2 ribu ton naik dari 249,9 ribu ton (+16,12 persen), untuk Bangladesh mencapai 126,0 ribu ton naik dari 87,6 ribu ton (+43,9 persen) dan untuk Malaysia mencapai 229,5 ribu ton naik dari 180,4 ribu ton (+27,2 persen).

“Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca sepanjang 2022 akan normal, tetapi situasi geopolitik menimbulkan berbagai ketidakpastian sehingga meningkatkan upaya efisiensi dan produktivitas merupakan tindakan bijak yang harus dipertahankan,” pungkas Mukti Sardjono. (*)