Mentan: Ada 3,65 Juta Hektare Lahan Bersertifikat ISPO Hasilkan 22 Juta Ton CPO

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan terbitnya regulasi ISPO menjadi cara untuk mencapai perkebunan sawit yang efisien dan efektif. Foto: Instagram @syasinlimpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan terbitnya regulasi ISPO menjadi cara untuk mencapai perkebunan sawit yang efisien dan efektif. Foto: Instagram @syasinlimpo

TROPIS.CO, NUSA DUA – Jumlah produksi minyak sawit bersertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) hampir mencapai 50 persen dari total produksi minyak sawit nasional.

Data ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengimplementasikan tata kelola sawit berkelanjutan untuk pencapaian prinsip Sustainable Development Goals (SDG’s).

“Industri sawit berkontribusi terhadap pencapaian SDG’s melalui implementasi ISPO sebagai bagian kaidah pembangunan berkelanjutan,” ujar Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian (Mentan) yang disampaikan secara virtual dalam IPOC 2022, Kamis (3/11/2022).

Syahrul menuturkan bahwa sertifikasi ISPO bersifat mandatori bagi perusahaan dan petani sawit yang mengacu kepada peraturan berlaku.

Baca juga: Indonesia Tegaskan pada Uni Eropa, Sawit Ramah Lingkungan

Penerapan ISPO mendukung pencapaian daya saing minyak sawit Indonesia di dunia, memperhatikan isu lingkungan dan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Saat ini luas kebun sawit bersertifikat ISPO terus bertambah sekarang ini mencapai 3,65 juta hektare yang menghasilkan 22 juta ton CPO bersertifikat.

Sementara itu, total produksi CPO Indonesia sebanyak 46 juta ton dengan luas perkebunan sawit 16,38 juta hektare.

“Saat ini, jumlah pemegang sertifikat ISPO sebanyak 766 unit yang bertambah setiap tahunnya.”

Baca juga: Sawit Solusi Pemulihan Ekonomi dan Antisipasi Dampak Resesi

“Ini menandakan adanya perkembangan kebun sawit berkelanjutan,” ujarnya.

Syahrul mengatakan dengan terbitnya regulasi ISPO menjadi cara untuk mencapai perkebunan sawit yang efisien dan efektif.