Ekosistem LTKL Ciptakan Cetak Biru Transformasi Yurisdiksi Berkelanjutan untuk Capai Target Ekonomi Lestari

Inovasi Berbasis Alam

Saat ini, industri kelapa sawit masih berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan menyerap jutaan pekerja.

Akan tetapi di sisi lain, potensi ekonomi dari solusi berbasis alam seperti bioekonomi maupun bioprospeksi sangat besar dan relevan dengan keanekaragaman hayati Indonesia.

Menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), pada 2022, sumber pendanaan publik menyumbang 83 persen dari estimasi investasi tahunan sebesar US$154 miliar untuk solusi berbasis alam.

Ditambah lagi, berdasarkan Global Sustainable Fund Flows (Morningstar, 2022), aset dana berkelanjutan global tercatat sebanyak US$2,74 Triliun pada Desember 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan peningkatan sebesar 53 persen.

Dana berkelanjutan global ini mencakup dana terbuka dan dana yang diperdagangkan di bursa, dengan tujuan investasi yang berkelanjutan dan/atau menggunakan kriteria LST dalam penentuan keputusan investasi mereka.

Sementara, berdasarkan laporan riset dari CSIS Center for Strategic and International Studies pada tahun 2022 tentang Ekonomi Hijau dalam Visi Indonesia 2045 diproyeksikan bahwa peluang PDB dari ekonomi hijau termasuk melalui investasi hijau dapat mencapai 20 persen APBN atau Rp612 triliun.

Karena itu, jika Indonesia gagal memanfaatkan peluang ekonomi ini, berpotensi kehilangan pertumbuhan dan kemakmuran bernilai triliunan rupiah.

Karenanya perlu upaya untuk menjembatani antara implementasi produksi kelapa sawit berkelanjutan dan secara bertahap beralih menuju inovasi berbasis alam.

Semuanya dalam kerangka kerja kolaboratif untuk mengurangi deforestasi.

Menurut Rizal Algamar, Direktur Tropical Forest Alliance untuk Asia Tenggara, pendanaan untuk inovasi berbasis alam adalah salah satu elemen penting untuk memudahkan transisi daerah produsen komoditas menuju pembangunan berkelanjutan.

Perusahaan dan investor melihat potensi sinergi antara kelapa sawit berkelanjutan dan inovasi berbasis alam untuk mendorong tercapainya yurisdiksi yang sejahtera dengan alam yang sehat.

Algamar melanjutkan bahwa kerja sama antara pembuat kebijakan, perusahaan, investor, petani kecil/swadaya dan masyarakat sipil sangat penting untuk mencapai kelapa sawit berkelanjutan yang adil dan inklusif.

Upaya bersama para pihak ini sangat penting untuk mengatasi krisis iklim dan membalikkan tren penurunan keanekaragaman hayati.