Sinar Mas Perluas Program DMPA Guna Kurangi Karhutla

Pembentukan Masyarakat Siaga Api (MSA) oleh PT Bumipalma Lestaripersda di sembilan desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai upaya perusahaan meminimalisir potensi dan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Foto : Sinar Mas
Pembentukan Masyarakat Siaga Api (MSA) oleh PT Bumipalma Lestaripersda di sembilan desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai upaya perusahaan meminimalisir potensi dan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Foto : Sinar Mas

TROPIS.CO, INDRAGIRI HILIR – PT Bumipalma Lestaripersda, anak perusahaan Sinar Mas Agribusiness and Food, memperluas cakupan Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) ke sembilan desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai upaya perusahaan meminimalisir potensi dan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Pada 2018, perusahaan telah menggandeng lima desa di Indragiri Hilir untuk ikut berpartisipasi dalam program pencegahan dan penanganan kebakaran tersebut.

Pada tahap kedua, perusahaan kembali menggandeng empat desa lainnya untuk secara partisipatif mengambil peran aktif dalam mencegah bahaya karhutla sekaligus memberdayakan masyarakat untuk dapat melakukan teknik budidaya pertanian yang ramah lingkungan (tanpa membakar).

“Sejak awal 2019, kita telah melihat adanya titik-titik panas dalam jumlah yang cukup banyak dan tersebar di Provinsi Riau.”

“Musim kemarau yang dimulai lebih awal dan diperkirakan akan lebih kering, tentunya perlu menjadi perhatian kita bersama.”

“Saya mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganannya.”

“Tindakan pencegahan dan penanganan karhutla perlu dilakukan melalui sinergi yang melibatkan para pemangku kepentingan seperti pemerintah, masyarakat dan perusahaan,” jelas Franciscus Costan, CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Riau.

Program DMPA di Riau mendapatkan apresiasi dan dukungan dari unsur pimpinan kecamatan (upika) tiga wilayah yaitu Kecamantan Enok, Kecamatan Keritang, Kecamatan Kempas yang melingkupi sembilan desa.

Masyarakat, pemerintah daerah setempat bersama perusahaan memberikan komitmen untuk bekerja sama dalam menanggulangi potensi dan bahaya karhutla.

Komitmen tersebut tertuang dalam sebuah kesepakatan bersama yang telah ditandatangani oleh para pemangku kepentingan pada Rabu, 30 April 2019.

Desa-desa yang tergabung dalam Program DMPA sampai dengan saat ini adalah Desa Suhada, Desa Sungai Rukam, Desa Nusantara Jaya, Desa Lintas Utara, Desa Karya Tani, Desa Bagan Jaya, Desa Pabenan, Desa Pengalihan dan Desa Sebrang Sangar.

Program DMPA menggabungkan tiga elemen penting yaitu penguatan kelembagaan masyarakat dalam pengendalian karhutla, peningkatan ketahanan pangan masyarakat serta konservasi sumber daya alam.

Melalui langkah ini, diharapkan masyarakat memiliki kelembagaan yang mampu menekan potensi titik api dan kejadian kebakaran, memiliki kemampuan budidaya pertanian ramah lingkungan untuk peningkatan kesejahteraan serta terciptanya kelestarian sumber daya alam.

Pelaksanaan Program DMPA di Indragiri Hilir akan berlangsung dari 2018 sampai dengan 2020.

Pada tahun pertama, pendampingan akan berfokus pada pembentukan dan penguatan lembaga Masyarakat Siaga Api (MSA).

Di tahap ini, masyarakat akan melakukan berbagai rangkaian kegiatan seperti pembuatan peta indikatif batas desa dan area rawan kebakaran secara partisipatif, peningkatan kapasitas MSA melalui penyuluhan, sistem patroli, deteksi dini dan tindakan pemadaman awal, serta sosialisasi pencegahan dan pengendalian karhutla kepada siswa sekolah dan masyarakat.

Pada tahun kedua dan ketiga, Program DMPA selain melanjutkan penguatan kelembagaan MSA desa, program dilanjutkan dengan membentuk kelompok tani dan pengembangan pusat kegiatan belajar masyarakat untuk melaksanakan sistem Pertanian Ekologis Terpadu yang ramah lingkungan.

“Masyarakat Siaga Api (MSA) memiliki peran penting dalam keberhasilan program DMPA.”

“MSA adalah garda terdepan dalam upaya pencegahan dan penanganan awal kebakaran. Oleh karena itu, kegiatan seperti penyuluhan, sosialisasi, patroli, deteksi dini, maupun penanganan pemadaman awal apabila terjadi kebakaran sangat penting untuk diperhatikan.”

Selain itu, para relawan MSA wajib dibekali dengan pembinaan dan pelatihan yang baik serta peralatan penanganan kebakaran yang memadai,” jelas Franciscus.

Franciscus menambahkan, “Tidak hanya untuk penanganan kebakaran, dengan DMPA, kami juga mendorong dan melakukan program pencegahan.”

“Sejak 2018, sudah ada lima desa yang ikut melaksankan program Pertanian Ekologis terpadu (PET) untuk penguatan kelompok tani agar mereka tidak membakar lahan dalam mengelola pertanian mereka.”

Selain memberikan pendampingan dalam penguatan kelembagaan masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian karhutla di desa-desa binaan, secara terpisah perusahaan juga menjalankan sistem pengendalian kebakaran hutan dan lahan secara terpadu atau Integrated Fire Management System (IFMS).

Saat ini, PT BPLP memiliki 45 personil terlatih yang dinamakan Tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (KTD).

Perusahaan juga telah membangun infrastruktur sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang memadai, melengkapi sarana dan prasarana pemadam kebakaran sesuai regulasi Permentan Nomor 5 Tahun 2018, serta mengembangkan metode peringatan dan deteksidini kebakaran hutan dan lahan. (*)