Duta Besar Amerika dan Inggris Kagumi Persemaian Rumpin.

SANGAT SERIUS: Presiden Jokowi, jumat (19/11), mengajak sejumlah Duta Besar negara asing di Indonesia bertandang ke persemaian moderen Rumpin. Di sini Presiden memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim global secara terintegrasi, dimulai dari pembibitan tanaman rehabilitasi.

TROPIS.CO, JAKARTA –  Bersama Presiden Joko Widodo, sejumlah Duta Besar Negara sahabat, bertandang ke persemaian bibit  tanaman modern yang dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Rumpin, Bogor Jawa Barat, Jumat (19/11).

Para Dubes itu, diantaranya; Duta Besar Inggris  Owen Jenkins, Duta Besar Amerika Serikat Sung Yong Kim, Duta Besar Kanada Cameron MacKay, Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, dan Country Director Bank Dunia Satu Kahkonen.

Presiden Joko Widodo mengajak mereka berkeliling, melihat berbagai jenis bibit tanaman dan fasilitas pembibitan.  Kepada mereka, Presiden memperlihatkan bibit albasia atau sengon, bibit eucalyptus,  bibit jati, ada juga bibit mahoni  yang terhampar luas di kawasan rumah produksi.  Presiden juga mengajak mereka melihat sejumlah fasilitas, seperti area perkecambahan, area rumah produksi, area aklimatisasi, hingga area penanaman terbuka.

Sungguh para Dubes itu sangat mengagumi program pembibitan yang dilakukan Indonesia, dan sangat mengakui betapa seriusnya Indonesia,  menangani dampak perubahan ikllim.

Dan misi Presiden Joko Widodo mengajak mereka ke lokasi persemaian moderen ini,  biar negara negara  industri maju, seperti Amerika, Inggris dan beberapa negara lain,  mengetahui pasti, bahwa Indonesia memang sangat serius dalam  mewujudkan komitmen  Paris, bahwa siap menurunkan emisi 29% bila dikerjakan sendiri, atau 41% andai disuport negara lain.

Sejumlah bibit pohon yang disiapkan di sini nantinya akan ditanam di lahan-lahan kritis yang membutuhkan. Mungkin,  nanti sekitar  Januari, bibit bibit ini  sudah bisa ditanam di sejumlah areal prioritas;  terutama di areal kritis yang sering banjir, longsor.

“Tadi saya ditunjukkan mengenai bibit albasia atau sengon, kemudian bibit eucalyptus, kemudian ada bibit jati, ada juga bibit mahoni yang semuanya kita produksi di sini dan kita harapkan nanti di bulan Januari bibit-bibit ini sudah mulai keluar untuk ditanam di tempat-tempat yang sering banjir, yang sering longsor, yang memerlukan rehabilitasi untuk lahan-lahan kritis,” jelasnya

Presiden berharap dengan membangun pusat persemaian seperti di Rumpin, bisa memperbaiki lingkungan dan menangani dampak perubahan iklim di sisi hulu. Presiden menargetkan akan membuat kurang lebih 30 pusat persemaian serupa dalam tiga tahun ke depan.

“Dalam tiga tahun ke depan, kita akan mengembangkan  persemaian  ini seperti Rumpin, kurang lebih 30  lokasi. Tetapi juga saya akan memaksa mengharuskan semua perusahaan kelapa sawit, perusahaan pertambangan untuk juga menyiapkan nursery-nursery seperti ini sehingga juga akan terjadi perbaikan-perbaikan di lingkungan di mana pertambangan itu ada, di mana kebun sawit itu ada,” tandasnya.

Kawasan persemaian modern  Rumpin ini berkapasitas 16 juta bibit pertahun, berada di dalam kawasan seluas sekitar 120 hektar. Dan mulai dikembangkan,  menjelang akhir tahun kemarin.  Pemerintah merencanakan sedikitnya  30 kawasan persemaian modern di berbagai wilayah di Indonesia.

Di Jawa Barat, di Rumpin Bogor, dan persemaian ini  telah ditargetkan  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai  model pekerjaan  public –  private partnership, dalam hal ini pemerintah; KLHK dan  Kementerian Pekerjaan  Umum Perumahan Rakyat – PUPR, bekerjasama dengan  swasta, yakni APRIL, perusahaan industri kertas dan pulp milik taipan  Sukamto Tanoto.

“Nursery Centre Rumpin akan menjadi contoh untuk penyelesaian kelima nursery lainnya. Nursery Centre Rumpin merupakan model pekerjaan public-private partnership (KLHK-PUPR-APRIL). Pekerjaan utama persemaian telah selesai konstruksi. Produksi bibit 1 juta sebulan atau 12 juta setahun,” ujar Menteri LHK, Siti Nurbaya.

Dan  5 persemaian modern lain yang disebut Menteri  Siti Nurbaya, Pusat Persemaian IKN di Kawasan Hutan Produksi, Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi  Kalimantan Timur seluas 120 hektare, kapasitas 15 juta bibit per tahun.     Pusat Persemaian Danau Toba di Kawasan Hutan Lindung Blok Sibisa, Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Provinsi  Sumatera Utara, luas 37,25 hektare, kapasitas 5 juta bibit per tahun.

Selain itu,  Pusat Persemaian Labuan Bajo seluas 30 hektare, di Kawasan Hutan Produksi Satar-Kodi, Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, luas 30 hektare, kapasitas 5 juta bibit per tahun. Dan  Pusat Persemaian Mandalika berlokasi di Kawasan Hutan Lindung, Rembitan-Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, luas 35,25 hektare, kapasitas 5 juta bibit per tahun.  Satu lagi,  Pusat Persemaian Likupang di Kawasan TWA Batu Putih, Batu Putih Bawah, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara seluas 30.33 hektare, kapasitas 5 juta bibit per tahun.

“Banyak pekerjaan rumah yang harus disiapkan untuk membangun hingga 30 unit persemaian sekelas Rumpin tersebut.  KLHK segera menyiapkan rencana lokasi, kapasitas dukungan kolaborasi dan tentu saja lokasi yang sebaik-baiknya di daerah-daerah di Indonesia. Saya akan segera konsolidasikan internal KLHK sebelum konsultasi kepada K/L terkait.“  tutur Menteri Siti.