Nilai Ekspor Capai US$13,84 Miliar, Industri Sawit Penyelamat Ekonomi Nasional

Tantangan Kampanye Negatif

Di sisi lain, Luhut juga menyampaikan tantangan yang masih dihadapi industri kelapa sawit yaitu kampanye negatif baik di dalam maupun luar negeri seraya mengingatkan pentingnya industri ini bagi Indonesia.

Dia berharap agar seluruh pihak bekerja sama untuk memerangi informasi negatif tentang sawit serta menekankan pentingnya tata kelola industri sawit yang berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang telah secara konsisten mempromosikan dan mengkampanyekan industri kelapa sawit Indonesia,” tegas Luhut.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum KADIN bidang Agribisbnis, Pangan dan Kehutanan Franky O. Widjaja menambahkan bahwa industri sawit tidak hanya menopang perekonomian.

Industri sawit juga mendorong kesejahteraan rakyat sebagai sektor yang padat karya. D

Dia membeberkan setidaknya 16 juta masyarakat Indonesia bergantung hidup terhadap industri sawit, baik langsung maupun tidak langsung.

Selain itu dengan peningkatan populasi dunia dan permintaan pasar akan minyak nabati, Franky mendorong industri sawit untuk menopang ketahanan pangan dunia.

Ia menjelaskan sawit sebagai minyak nabati yang paling produktif dan efisien dibandingkan minyak nabati lainnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar dunia.

Minyak sawit memproduksi setidaknya 5 ton per hektare per tahun sehingga hanya membutuhkan 40 juta hektare untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia.

Sementara itu, kedelai dengan produksi rata-rata produksinya 0,45 ton per hektare setahun maka membutuhkan 445 juta hektare lahan dan kanola yang produksi rata-ratanya 0,78 ton per hektare setahun membutuhkan lahan seluas 290 juta hektare.

Dengan potensi yang besar, Franky meyakini industri sawit Indonesia mampu memenuhi pangsa pasar domestik juga dunia terlebih jika terus mampu meningkatkan produktivitas.(*)