Pakar Prediksi Pasar Sawit Asia Pulih di Tahun 2021

Ketidakpastian pasar masih membayangi pasar global namun naiknya permintaan pasar minyak nabati karena kebutuhan pangan dan kosmetik dinilai mampu mendorong pertumbuhan pasar industri minyak sawit Indonesia. Foto: KlikDokter
Ketidakpastian pasar masih membayangi pasar global namun naiknya permintaan pasar minyak nabati karena kebutuhan pangan dan kosmetik dinilai mampu mendorong pertumbuhan pasar industri minyak sawit Indonesia. Foto: KlikDokter

TROPIS.CO, JAKARTA – Tiga pasar utama produk minyak sawit Indonesia yaitu India, Tiongkok, dan Pakistan diprediksi pulih di tahun 2021.

Diperkirakan tren peningkatan permintaan di tiga pasar utama Asia tersebut terlihat pada kuartal ketiga tahun 2020 setelah ketiga negara ini mulai membuka kembali akses pelabuhan untuk kegiatan ekspor impor.

“Di India, pandemi Covid-19 menyebabkan konsumsi minyak sawit menurun hingga 30 persen.”

“Di bulan Oktober, impor minyak sawit turun dari 9,4 juta ton di tahun 2019 menjadi 7,2 juta ton di tahun 2020,” kata Dr BV Mehta, Executive Director Solvent Extractors’ Association of India, saat menjadi pembicara dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (3/12/2020).

Mehta mengatakan, tidak hanya pandemik, penurunan konsumsi minyak sawit ini juga disebabkan adanya kebijakan pemerintah India yakni bea masuk safe guard duty dan dimasukannya RBD palm olein dalam daftar komoditas yang dibatasi.

Sementara itu Cao Derong, Presiden Chamber of Commerce for Import and Export of Foodstuffs Native Produce and Animal By Product Tiongkok, mengatakan penurunan konsumsi minyak sawit juga terjadi di negara Tirai Bambu itu.

“Triwulan pertama tahun 2020 impor minyak kelapa sawit turun signifikan menjadi 320 ribu ton,”

“Semenjak bulan tersebut, volume ekspor sawit ke Tiongkok terus menyusut hingga memasuki Juni 2020, volume impor minyak sawit kembali merangkak naik dengan year on year sampai 25,5 persen seiring dengan kebijakan penanganan wabah Covid-19 oleh pemerintah setempat,” ungkap Cao.

Hal serupa juga terjadi di Pakistan, meski 76 persen pangsa pasar minyak sawit di negara ini dikuasai oleh Indonesia, hingga Oktober 2020, impor minyak sawit hanya mencapai 2,3 juta ton.

Ketua PEORA (Pakitsan Edible Oil Refiner Association) Abdul Rasheed Jan Mohammad meragukan volume impor minyak sawit akan menjadi 3 juta ton di tahun ini.

Penurunan ini terjadi akibat pandemi pada semester satu dan harga minyak sawit yang tinggi sejak pertengahan tahun.