Business Meeting KADIN Bahas Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan

Para peserta Business Meeting KADIN mengangkat tema “Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan”. Foto: Dok. Istimewa
Para peserta Business Meeting KADIN mengangkat tema “Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan”. Foto: Dok. Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Krisis pangan yang melanda dunia pada masa kini menjadi ancaman bagi semua negara tak terkecuali Indonesia.

Oleh karena itu, regenerative forest business (multiusaha kehuatanan) hadir sebagai inisitaif KADIN Indonesia dalam rangka mengembangkan multiusaha wanatani, imbal jasa lingkung dan hasil hutan bukan kayu.

Hutan adalah sumber daya serbaguna yang menghasilkan beragam jenis barang dan jasa, termasuk pangan.

Secara alami, hutan alam menghasilkan buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian, pati-patian dan sayur-sayuran sebagai sumber pangan nabati, dan satwa liar sebagai sumber pangan hewani.

Baca juga: Indonesia Memasuki Era Kepemimpinan Ramah Lingkungan

Hutan tanaman sejak tahun 1850-an juga menghasilkan pangan.

Sampai tahun 1990-an, tanaman pangan yang dibudidayakan masih terbatas pada tanaman semusim.

Sejak tahun 2000-an, tanaman pangan yang dibudidayakan semakin beragam, mencakup tanaman penghasil bahan pangan yang berupa pohon, perdu, palem dan tanaman semusim.

Saat ini, semua model pengusahaan pemanfaatan hutan yaitu hutan alam, hutan tanaman, hutan tanaman rakyat, hutan desa, dan hutan kemasyarakatan memiliki potensi besar menghasilkan pangan atau (sebagian) arealnya dikelola untuk pangan.

Baca juga: Kerajaan Inggris Respon Positif FOLU Net Sink 2030

Meskipun demikian, kontribusi sub sector kehutanan dalam mendukung ketahanan pangan dirasakan belum optimal.

KADIN Regenerative Forest Business Sub Hub (KADIN-RFBSH) melaksanakan forum dialog mengangkat tema tentang Business Meeting “Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan”.