Ketua Umum GAPKI: Tak Ada Eksploitasi Pekerja Perempuan di Industri Sawit

Ketua Umum GAPKI Joko Soepriyono memastikan bahwa perusahaan sawit yang menjadi anggota GAPKI telah menyediakan lingkungan kerja yang kondusif dan layak bagi para pekerja di perkebunan sawit. Foto: GAPKI
Ketua Umum GAPKI Joko Soepriyono memastikan bahwa perusahaan sawit yang menjadi anggota GAPKI telah menyediakan lingkungan kerja yang kondusif dan layak bagi para pekerja di perkebunan sawit. Foto: GAPKI

TROPIS.CO, JAKARTA – Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) memastikan tidak ada eksploitasi pekerja perempuan di industri kelapa sawit Indonesia.

Jika memang ada, itu berarti adanya tindak pidana pelecehan pekerja perempuan, aparat penegak hukum harus mengusut tuntas hal ini sesuai dengan hukum yang berlaku, karena hal ini merusak citra seluruh industri kelapa sawit di mata publik.

“Kami memastikan bahwa perusahaan sawit yang menjadi anggota GAPKI telah menyediakan lingkungan kerja yang kondusif dan layak bagi para pekerja di perkebunan sawit,” kata Joko Supriyono menanggapi berita dari Associated Press (AP) tentang eksploitas pekerja perempuan di perkebunan sawit, Kamis (19/11/2020).

Menurutnya, anggota GAPKI berkomitmen untuk menerapkan prinsip keberlanjutan sesuai standar dan kriteria ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Baca juga: Astra Agro Raih ESG Award 2020

“Sehingga GAPKI sedang dan terus mendorong untuk mencapai kepatuhan ISPO (ISPO compliance) bagi seluruh anggotanya.”

“Melalui kolaborasi multipihak bersama lembaga pemerintah maupun organisasi
internasional di bidang ketenagakerjaan, GAPKI melakukan upaya berkelanjutan untuk mempromosikan praktik kerja yang layak (decent work),” ujar Joko.

Ia menyatakan ada enam agenda yang menjadi perhatian GAPKI dan mitra kerjanya, 1) status pekerja; 2) dialog sosial; 3) perlindungan anak dan pekerja perempuan; 4) pengupahan; 5) keselamatan dan kesehatan kerja (K3); dan 6) mendorong pengawasan oleh pemerintah.