Kelapa Sawit Berkontribusi pada PDB Perkebunan Terbanyak

Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementeriaan Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, menilai bahwa meningkatnya lahan perkebunan sawit di beberapa kawasan di Indonesia menunjukan potensi ekonomi yang dimiliki oleh Indonesia dari komoditas minyak sawit. Foto: BPDPKS
Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementeriaan Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, menilai bahwa meningkatnya lahan perkebunan sawit di beberapa kawasan di Indonesia menunjukan potensi ekonomi yang dimiliki oleh Indonesia dari komoditas minyak sawit. Foto: BPDPKS

TROPIS.CO, SHARM EL SHEIK – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam gelaran KTT COP Ke-27 di Sharm El Sheik, Mesir, menggelar salah satu sesi panel diskusi di Side Event COP 27 Pavilion Indonesia.

Kegiatan yang mengangkat tema “Promosi Kepemimpinan lokal untuk mengakslerasi Food System, Land Use dan Restorasi” dengan show case minyak kelapa sawit digelar pada Kamis (10/11/2022).

Kegiatan ini sejalan dengan program FOLUR (Food, Land Use, Restoration) yang diinisiasi oleh World Bank bertujuan untuk mentransformasikan sistem pangan global yang berlandaskan sustainability, integrasi landskap dan efisiensi nilai rantai komoditas.

Sejalan dengan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait dengan FOLU NET Sink 2030, ekspansi lahan perkebunan yang menyebabkan deforestasi dan degradasi lahan hutan perlu untuk disikapi dengan seksama dengan menyiapkan instrumen hukum untuk melahan laju deforestasi Indonesia.

Baca juga: Musdhalifah: Industri Sawit Dapat Mendukung Target Penurunan Emisi

“Peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72 persen pada tahun 2022, peningkatan tersebut ditopang oleh permintaan domestik terutama oleh konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor.”

“Pertumbuhan kinerja ekspor meningkat sebesar 19,5 persen pada tahun 2022 didukung oleh permintaan yang kuat dari mitra dagang utama.”

“Terganggunya rantai pasok dunia berdampak pada meningkatnya harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global, kelapa sawit dan produk turunannya berkembang pesat dengan 168 jenis produk industri dan berkontribusi pada PDB perkebunan terbanyak,” ujar Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, saat memberikan pidato kunci pada kegiatan seminar tersebut.