Musdhalifah: Industri Sawit Dapat Mendukung Target Penurunan Emisi

Industri kelapa sawit dapat mendukung target penurunan emisi di sektor industri energi pertanian, pengelolaan limbah dan pengaturan kegiatan mitigasi. Foto: Instagram @achoz_tech
Industri kelapa sawit dapat mendukung target penurunan emisi di sektor industri energi pertanian, pengelolaan limbah dan pengaturan kegiatan mitigasi. Foto: Instagram @achoz_tech

TROPIS.CO, SHARM EL SHEIK – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan KTT COP 27 di Sharm El Sheik, Mesir, dalam side event yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia di Paviliun Indonesia, Rabu (9/11/2022).

BPDPKS mengadakan seminar yang mengangkat tema Pelibatan Pemangku Kepentingan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan Perkebunan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Dalam upaya pembangunan tersebut Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan penanaman berkelanjutan pada empat komoditas utama yaitu minyak sawit, karet, kopi, dan kokoa.

“Sebagai produsen minyak sawit terbesar, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mendorong hilirisasi dan membantu meningkatkan nilai tambah, kebijakan pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim telah dilakukan termasuk pencapaian SDG’s, perencanaan pembangunan rendah karbon, implementasi komitmen pencapaian penurunan emisi hingga NDC 2030 dan road map keuangan berkelanjutan 2021–2025,” ucap Dr. Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementeriaan Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, dalam key note speech-nya.

Baca juga: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia

Pertanian menjadi salah satu basis pereknomian Indonesia,pada tahun 2020 pertanian menepati urutan kedua dalam capaian GDP, dan dari sektor pertanian juga menyerap 30 persen total pekerja di Indonesia yang terjun dalam industri pertanian.

Pemerintah Republik Indonesia sendiri telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Indonesia berkomitmen untuk mempercepat transisi energi bersih melalui kebijakan biodiesel untuk mencapai emisi nol bersih.”

“Industri kelapa sawit dapat mendukung target penurunan emisi di sektor industri energi pertanian, pengelolaan limbah dan pengaturan kegiatan mitigasi.”

Baca juga: Outlook Price 2023, Harga Minyak Sawit bakal Melebihi Minyak Nabati Lainnya

“Kebijakan biodiesel tidak hanya untuk produk hilir tetapi yang lebih penting adalah menciptakan dan memperluas pasar domestik untuk menyerap acces stock akibat peningkatan produksi kelapa sawit dari tahun ke tahun,” tutur Musdhalifa.

Industri minyak sawit terbukti banyak memberi dampak positif terhadap Indonesia, dengan menghasilkan 69 juta barrel per tahun dan menyerap16 juta pekerja, serta terbukti mengurangi 29,5 juta tonCO2 setara dengan 9,3 persen dari capaian NDC Indonesia.

Kegiatan seminar yang berlangsung pada pukul 15.40 hingga 17.00 waktu lokal Mesir ini, dihadir ioleh beberapa narasumber, seperti Dr.Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementeriaan Koordinator Perekonomian Republik Indonesia), Angga Eko Amzar, SP, M.Sc (Asisten Eksekutif Direktur GAPKINDO), David Saddington (Head of Sustainable Supply Chain Foreign,Commonwealth & Development Office United Kingdom Goverenment), Diah Yulinar Muldiana (Senior Advisor Indonesia Biodiversity Conservation Trust Fund) dan Herdrajat Natawidjaja (Kepala Sekretariat ISPO Indonesia).

Kegiatan ini juga dimoderatori oleh Yuri Thamrin, M.A (mantan Duta Besar Indonesia untuk Belgia dan UK. (*)