Menteri Siti Nurbaya: Senantiasa Siap Menghadapi Darurat Kesehatan

Secara Online

Peringatan  Hari lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2020, 5 Juni, bagai tak beriak.

Biasanya tiap tahun di saat menjelang peringatan Hari lingkungan Hidup Sedunia, suasana di dalam kawasan Manggala Wanabakti, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sejak pintu masuk hingga ke sejumlah pojok kawasan penuh dihiasi spanduk dan baliho.

Tapi kali ini  tidak, suasana peringatan bagai tak berangkai serta terkesan sepi.

Tahun ini tak ada  acara menanam atau membersihkan pantai dengan melibatkan ribuan lapisan masyarakat, dan anak sekolah.

“Rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2020  dilaksanakan secara online di seluruh dunia,” kata Diah Suradiredja, Sekretariat  Pojok Iklim.

Menurutnya, di Indonesia kegiatan peringatan dilakukan melalui Indonesia Climate Change and Environment (ICCE) dengan menyelenggarakan Webinar Forum bertema “Pelestarian Alam dan Kearifan.

Di sejumlah negara lain juga sama, semua tengah berjuang, berperang melawan Covid-19 dengan tema sentral “Time for Nature” yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tema yang membumi tersebut, digulirkan ketika semua orang di seluruh dunia tengah introspeksi betapa berharganya kehidupan.

Lalu ketika semua menghadapi krisis kesehatan global akibat pandemi Covid-19 yang menyebarkan penderitaan global, mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, dan mengguncang ekonomi global.

“Pelestarian Alam dan Kearifan Lokal bukanlah hanya sekedar tema dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, tapi dimaksudkan membangkitkan komitmen bersama dalam  pemulihan berkelanjutan.”

“Pembangunan berkelanjutan di masa depan hanya dimungkinkan dengan membangun kemitraan secara adil dan jujur dengan memobilisasi respons darurat kesehatan, ekonomi dan keamanan global, atas dukungan semua pihak dan seluruh elemen bangsa,” ujar Diah.