Elnino Melemah, Karhutlah Tahun Ini Diprediksi Tak Lebih 200 Ribu Hektare

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutandan Lahan, Kemen LHK, Rafles B Panjaitan didampingi Kepala Biro Humas Djati saat memberikan keterangan pers perkembangan kondisi kebakaran hutan dan klahan hingga Mei 2019.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutandan Lahan, Kemen LHK, Rafles B Panjaitan didampingi Kepala Biro Humas Djati saat memberikan keterangan pers perkembangan kondisi kebakaran hutan dan klahan hingga Mei 2019.

TROPIS.CO, JAKARTA – Upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh tim penanggulangan kebakaran nasional dengan harapan bisa menekan angka kebakaran tak lebih jauh dari 200 ribu hektare.

Tingkat kebakaran hutan dan lahan tahun ini diperkirakan tidak akan lebih luas ketimbang tahun kemarin yang mencapai sekitar 510 ribu hektare.

Tahun ini hingga Mei kemarin tingkat kebaharan hutan dan lahan ada seluas 40-an ribu hektare.

Tahun ini titik api diperkirakan akan terkonsentrasi pada daerah daerah yang bergambut seperti Kalimantan Barat (Kalbar), Sumatera Selatan (Sumsel), dan Riau.

Di wilayah ini tingkat kekeringan cenderung tinggi.

“Mengamati perkembangan Elnino yang kian melemah, kami berharap luas kebakaran hutan dan lahan turun jauh ketimbang tahun kemarin.”

“Kami prediksi dalam kisaran 200 ribu hektrare,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan, Rafles B. Panjaitan di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Kemungkinan titik api ini akan muncul di daerah daerah yang bergambut, seperti Riau dan sejumlah wilayah di Kalimantan, Sumsel dan Jambi.

Terhadap wilayah ini telah ditetapkan dengan status siaga darurat dengan masa waktu yang variatif.

Kalimantan Barat merupakan siaga darurat yang terlama, 323 hari, lalu Riau dan Sumsel, masing masing 255 hari dan 237 hari.

“Di wilayah ini tingkat kekeringan cenderung lebih tinggi dibanding wilayah lain,” lanjutnya.

Terhadap wilayah ini, telah dilakukan pengaktifan satgas penanggulangan bencana, serta pengerahan satuan tugas gabungan yang diiniasi oleh BNPB.

Jumlah personil yang telah dikerahkan sekitar 1500 personil.

Ini gabungan, TNI, Polri, BPBD dan masyarakat.

“Mereka telah diturunkan ke Riau, Kalbar dan Sumsel, dan kini tengah dipersiapkan untu dikerahkan ke Kalimantan Tengah dan Jambi,” ujar Rafles.

Secara keseluruhan, lanjutnya, dalam upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan, kini telah disiapkan SDM sebanyak 24 ribu orang personil, tersebar di wilayah Sumatera sekitar 14 ribu dan Kalimantan 10 ribu.

Mereka berasal dari; Manggala Agni, Brigdalkar BKSDA/TN, Brigdalkar KPH, Brigdalkar HTI/HA/HPA, masyarakat pedfuli, Satgas Gabungan (TNI, Polri dan BPBD).

Selain itu, di Provinsi Rawan kebakaran hutan dan lahan ini, terus dilakukan patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Kegiatan patroli terpadu ini dilaksanakan sampai dengan akhir Nopember 2019.

Pelaksanaannya diperkuat dengan Patrolli Mandiri dan Patroli Rutin oleh Manggala Agni, Brigdalhut Taman Nasional, Balai KSDA dan KPH.

“Patrolinya dilakukan bersenergi dengan Tim Operasi Gabungan di 6 provinsi di desa rawan kebakaran,” kata Rafles.

Menurutnya, KLHK akan terus melakukan patroli di tingkat tapak, sehingga antisipasi dan pencegahan bisa dilakukan cepat.

“Kami akan kerja terus menerus menekan angka kebakaran ini, sekecil mungkin melibatkan masyarakat secara langsung,” ungkapnya.

Disebutkan Rasfles, luas kebakaran hutan dan lahan pada tahun kemarin, mencapai 510 ribu hektar, terluas di lahan mineral, mencapai 385 ribu hektare, dan gambut sekitar 125 ribu hektare.

Sementara tahun ini, hingga Mei kemarin, luas kebakaran hutan dan lahan, telah mencapai 42.740 hektare, terluas ada di gambut sekitar 27.538 hektare, mineral 15 ribuan hektare.

“Kalau dibanding tahun kemarin, tingkat kebakaran hutan tahun ini diharapkan bisa ditekan, ya semoga tak lebih dari 200 ribu hektar,” pungkas Rafles. (*)