Saatnya Refleksi Diri untuk Perbaikan LMS

Penutup

Dari diskusi yang terjadi selama workshop hari kedua dapat saya sampaikan sebagai berikut:

  1. Permasalahan ketersediaan signal dan jaringan internet, telah ada MOU antara Kementerian LHK dengan kementerian Kominfo. Untuk itu perlu ditindaklanjuti di tingkat daerah dengan memberikan informasi daerah yang susah signal

2. Guna peningkatan kemampuan akses terhadap LMS, ada usulan sosialisasi yang terus menerus dengan menshare video tutorial akses LMS

3. Perlunya workshop khusus membahas desain LMS yang melibatkan admin atau website developer dan widyaiswara seluruh lembaga diklat kemenlhk

4. LMS Kemen LHK dianggap sudah memadai, tetapi perlu dioptimalakn pemanfaatannya, antara lain: pemanfaatan forum diskusi, adanya notifikasi, fitur timer komunikasi tutor-peserta, pembatasan akses, dan instrumen evaluasi sesuai ranah kognitif.

5. LMS dapat dimanfaatkan untuk kegiatan klasikal sebagai cloud materi, bank soal, dll

6. Efektivitas e-learning pada pelatihan P2SPI dianggap sudah efektip karena pada kurikulum hanya sampai pada ranah kognitif C2 (Pemahaman). Saya memperhatikan bahwa beberapa mata pelatihan pada pelatihan P2SPI di Balai diklat LHK Samarinda ada yang mencapai ranah kognitif C3 (penerapan), C4 (analisis), C5 (sintesis), dan C6 (penilaian). Perlu terus ditingkatkan pencapaian ranah kognitif dengan menyesuaikan tugas mandiri maupun pembelajaran daring pada beberapa mata pelatihan. Saya berpikir untuk melakukan pencermatan terhadap pencapaian ranah kognitif pada setiap mata pelatihan pa da Pelatihan P2SPI periode kedua.

7. Perlu adanya pembahasan dan penetapan peraturan (juklak dan juknis) pelaksanaan elearning, khususnya tentang tugas dan kewajiban website developer, penyusunan kurikulum elearning, panduan elearning, perhitungangan jam pelajaran bagi widyaiswara, serta akreditasi lembaga diklat berbasis elearning.

Edi Kurniadi