Potensi Impor Produk Kehutanan di Uni Eropa Sebesar US$152 Miliar

Duta Besar RI di Brussels, Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa Yuri Thamrin mengungkapkan, produk hasil hutan Indonesia dikenal di Eropa sebagai produk yang berkualitas tinggi dengan daya saing karena dilengkapi sertifikat SVLK/FLEGT yang mempermudah proses rekognisi legalitas dan keberlanjutan oleh konsumen. Foto: APHI
Duta Besar RI di Brussels, Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa Yuri Thamrin mengungkapkan, produk hasil hutan Indonesia dikenal di Eropa sebagai produk yang berkualitas tinggi dengan daya saing karena dilengkapi sertifikat SVLK/FLEGT yang mempermudah proses rekognisi legalitas dan keberlanjutan oleh konsumen. Foto: APHI

TROPIS.CO, JAKARTA – Menggali potensi pasar Eropa dalam situasi pandemi saat ini menjadi suatu kebutuhan dan penting bagi pelaku usaha di Indonesia untuk dapat mengetahui ceruk pasar global supaya penetrasi strategi ekspor bisa lebih efektif dan fokus.

Kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk utilisasi market research menjadi penting dan mendesak.

Demikian diungkap Indroyono Soesilo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) sekaligus Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI), di Jakarta usai berdialog dengan Duta Besar RI di Brussels, Belgia, merangkap Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Yuri Thamrin, secara virtual pada Kamis (25/6/2020).

Uni Eropa merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 untuk produk hasil hutan, setelah Tiongkok, Jepang dan Amerika Serikat.

Tahun 2019, ekspor hasil hutan Indonesia ke UE telah menghasilkan devisa sekitar US$1 miliar.

“Namun, pandemi Covid-19 telah memukul pasar ekspor produk hasil hutan ke Eropa dengan cukup signifikan.”

“Padahal dalam beberapa tahun terakhir pangsa pasar terbesar produk hasil hutan di Eropa adalah Inggris, selanjutnya Belanda, Jerman, Belgia, dan Italia,” jelas Indroyono.

Baca juga: Pasca Covid-19, Ekspor Hasil Hutan Ke Tiongkok Menguat

Menurutnya, selama pandemi telah berdampak pada turunnya ekspor produk kehutanan Indonesia ke Eropa.

Telah terjadi penurunan 17 persen untuk periode Januari sampai Mei 2020 yang nilainya mencapai US$426 juta jika dibandingkan dengan nilai ekspor periode yang sama tahun lalu yang nilainya mencapai US$516 juta.

Sementara itu, Duta Besar RI di Brussels Belgia merangkap Luksemburg dan UE Yuri Thamrin memaparkan potensi impor produk kehutanan dari hulu ke hilir ke-27 negara anggota UE mencapai US$152 miliar setiap tahunnya, namun ekspor produk kehutanan Indonesia ke UE plus Inggris baru mencapai sekitar US$1 miliar.

“Masih terbuka peluang pasar Eropa bagi produk kayu olahan dari Indonesia yang selama ini masih dikuasai Tiongkok,” ujar Yuri.