Apical dan Cepsa Bangun Pabrik Biofuel Generasi Kedua Terbesar di Selatan Eropa

Apical, melalui anak usahanya, Bio Oils, jalin kerja sama dengan Cepsa mulai membangun pabrik biofuel generasi kedua terbesar di Selatan Eropa. Foto: Apical
Apical, melalui anak usahanya, Bio Oils, jalin kerja sama dengan Cepsa mulai membangun pabrik biofuel generasi kedua terbesar di Selatan Eropa. Foto: Apical

TROPIS.CO, JAKARTA – Apical, melalui anak usahanya, Bio Oils, yang bergerak di bidang energi terbarukan, memulai pembangunan pabrik biofuel terbesar generasi kedua (2G) di wilayah selatan Eropa bersama dengan mitranya, Cepsa, pada Senin (26/2/2024).

Apical, perusahaan pemroses minyak nabati terkemuka, merupakan bagian dari grup Raja Garuda Emas (RGE) yang berkantor pusat di Singapura.

Fasilitas senilai 1,2 miliar Euro ini, yang dijadwalkan mulai berproduksi pada tahun 2026, akan menghasilkan 500.000 ton sustainable aviation fuel (SAF) dan renewable diesel.

Jumlah 500.000 ton SAF itu setara dengan jumlah bahan bakar yang cukup untuk jet agar dapat terbang mengelilingi Bumi sebanyak 1.300 kali.

Baca juga: Kepastian Hukum Penting untuk Kenyamanan dan Keamanan Investasi Sawit di Indonesia

Fasilitas produksi biodesel ini diharapkan untuk dapat mencegah emisi CO2 sebesar 3 juta ton per tahunnya.

Angka tersebut setara dengan pengurangan emisi dari 600.000 kendaraan penumpang jika tidak digunakan setiap tahunnya.

Melalui perjanjian jangka panjang, Apical akan menyuplai bahan baku 2G ke pabrik baru ini dan diharapkan dapat membantu dalam mengatasi tantangan utama di industri ini terkait ketersediaan bahan mentah untuk produksi SAF.

“Meskipun SAF diperkirakan menjadi pendorong dekarbonisasi di sektor penerbangan, akses terhadap bahan baku berkelanjutan tetap menjadi tantangan di banyak negara,” ujar Pratheepan Kanuragaran, Direktur Eksekutif Apical, dalam keterangan persnya, Senin (26/2/2024).

Baca juga: Di Tahun 2028, Diprediksi Hilirisasi Produk Sawit bakal Tembus US$107,02 Miliar

Menurutnya, seiring dengan terus berkembangnya jaringan global Apical maka ketersediaan limbah dan sisa minyak goring diharapkan dapat bertumbuh.

“Hal ini memungkinkan kemitraan yang dapat memaksimalkan nilai tambah agar limbah kami dapat membantu produksi dan penggunaan SAF.”

“Pabrik biofuel 2G kami dengan Cepsa, yang akan menjadi fasilitas pengolahan bahan bakar penerbangan terbesar di Selatan Eropa.”

Ini adalah contoh yang sangat baik bagaimana pemain industri dapat bersatu untuk memaksimalkan potensi SAF, meningkatkan produksi dan penggunaan,” tutur Pratheepan Kanuragaran.

Baca juga: Ini Salah Satu Keistimewaan Kelapa Sawit, Limbahnya Bisa Jadi Energi Terbarukan