Gandeng Uzbekistan, GAPKI Optimistis Dapat Tingkatkan Pasar Industri Sawit di Asia Tengah

Belajar dari Indonesia

Sejalan dengan pernyataan Eddy, Ketua Asosiasi Uzyogmoysanoat, Oybek Zuparov, juga menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Indonesia perihal pengembangan industri kelapa sawit serta pengolahan minyak kelapa sawit di Uzbekistan.

Berdasarkan laporan KBRI Tashkent, Uzbekistan membutuhkan sekitar 60.000 hingga 70.000 ton CPO per tahun.

“MOU ini merupakan bukti dari nilai dan komitmen bersama kedua negara dalam meningkatkan produksi dalam negeri melalui kerja sama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik di bidang pengolahan kelapa sawit dalam meningkatkan volume perdagangan bilateral antara kedua negara,” tutur Zuparov.

Baca juga: Uni Eropa Gunakan EUDR untuk Kendalikan Sawit Indonesia

Penandatanganan MoU yang disaksikan langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia di Uzbekistan, HE Surnaryo Kartadinata ini bertepatan dengan keikutsertaan Indonesia dalam konferensi Asia Grains and Oils Tahun 2023.

Acara ini juga menjadi salah satu kesempatan penting untuk memulai promosi dan kampanye positif Sawit Indonesia ke wilayah Asia Tengah.

“Indonesia adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.”

“Sektor ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.”

Baca juga: Industri Sawit Berkomitmen Dukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission

“Kemitraan ini menandakan komitmen bersama untuk memajukan sektor kelapa sawit di kedua negara,” kata Surnaryo. (*)