Mandiri Institute dan Supernova Ecosystem: Akses Modal UMKM Hijau Perlu Terus Didorong

Aplikasi Prinsip Ramah Lingkungan

Aplikasi prinsip ramah lingkungan dalam bisnis UMKM Hijau dan juga produk ramah lingkungan yang dihasilkan dapat menjadi mekanisme bantal (cushion mechanism) ketika terjadinya krisis ekonomi.

Hal ini tidak terlepas dari karakteristik bisnis UMKM yang mampu bertahan terhadap guncangan ekonomi global, mampu menyerap tenaga kerja, dan menghasilkan produk dengan harga terjangkau.

“Pada saat krisis ekonomi akibat pandemi, UMKM justru mampu bertahan dengan melakukan diversifikasi produk dibanding perusahaan besar, seperti membuat masker, produk kesehatan, dan makanan yang justru menjadikannya tonggak ekonomi yang tangguh.”

“Dengan semakin berkembangnya UMKM hijau, tentunya akan memperkuat bantalan ekonomi mikro sekaligus permasalahan lingkungan di Indonesia.”

“Sehingga dukungan modalitas atau investasi bagi perkembangan UMKM Hijau perlu terus didukung oleh semua pihak,” pungkas Poppy.

PT. Alam Siak Lestari (ASL) dari Kabupaten Siak, Provinsi Riau merupakan salah satu UMKM yang dibina oleh Supernova Ecosystem dalam program Konstelasi Accelerator.

ASL ini terbukti mampu berkembang dan memberikan kontribusi ekonomi yang siginifikan pada masyarakat sekitar, serta memberikan dampak pada pemeliharaan lahan gambut di Siak.

ASL merupakan UMKM hijau yang berfokus pada budi daya ikan gabus dengan metode tambak ikan gabus di kawasan hutan gambut di Kabupaten Siak.

Metode ini juga dapat melestarikan lahan gambut dengan cara memperkecil risiko kebakaran gambut dengan menjaga lahan gambut agar tetap basah.

“PT. ASL mengambil keputusan untuk bereksperimen budidaya dan ekstraksi ikan gabus dengan fokus kepada produk turunan kesehatan lewat program program HEAL (Healthy Ecosystem Alternative Livelihood) Fisheries,” ujar Musrahmad, Pendiri & Direktur PT Alam Siak Lestari.

Setiap bagian tubuh ikan gabus dimanfaatkan secara maksimal. Ikan gabus sendiri mengandung albumin dan banyak protein lain seperti omega 3 dan omega 9.

Beberapa dari produk yang bisa dihasilkan adalah protein balls, kukis dan tepung ikan gabus, daun kelor dan gula aren.

Kapasitas produksi PT. ASL sendiri diproyeksi dapat mencapai 1,5 ton pada akhir tahun 2023.

Omzet diprediksi dapat menembus Rp1,5 hingga Rp2 miliar di sisa tahun ini.

PT ASL sendiri menerapkan skema kepemilikan saham yang di dimiliki oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), di mana saat pembagian dividen, masyarakat desa akan menerimanya melalui BUMDes).

Ke depannya, Musrahmad berharap bahwa eksistensi budi daya ikan gabus di Siak akan memperkokoh motivasi dan konsistensi warga desa untuk memelihara gambut agar tetap basah, terutama jika ada mata pencaharian menjanjikan dari hasil olahannya. (*)