Minyak Sawit merupakan Minyak Nabati Berkelanjutan Terbesar di Dunia

Tingkat Produksi  Cukup Tinggi

Tak hanya memenuhi aspek praktik sawit berkelanjutan dalam proses budi daya di perkebunan kelapa sawitnya, Asian Agri juga memiliki tingkat produksi kelapa sawit yang cukup tinggi, dibandingkan produktivitas rata-rata perkebunan kelapa sawit global.

Produktivitas rata-rata kebun sawit Asian Agri mencapai 5,38 ton CPO per hektare setahun, lebih tinggi dari rata-rata produktivitas perkebunan kelapa sawit global yang mencapai 4,3 ton per hektare setahun.

Angka ini bahkan memiliki tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas minyak nabati lainnya seperti rapeseed yang mencapai 0,7 ton per hektare, minyak bunga matahari sekitra 0,52 per hektare dan minyak kedelai yang hanya mencapai 0,45 per hektare.

Sementara merujuk data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) tahun 2020,bila dilihat dari penggunaan lahan diantara minyak nabati global, maka minyak sawit yang terlihat paling hemat dalam penggunaan lahan yakni hanya mencapai 11 persen dari luas lahan minyak nabati global.

“Jauh dibandingkan minyak kedelai yang menggunakan lahan seluas 59 persen dari total lahan minyak nabati di dunia, disusul rapeseed sebanyal 17 persen, dan bunga matahari sekitra 13 persen,” katanya.

Kendati demikian para pelaku perkebunan kelapa sawit nasional tetap berkomitmen dalam menerapkan praktik sawit berkelanjutan, misalnya saja yang diadopsi Asian Agri dengan Sustainability Policy and Certifications, yang meliputi No Deforestasi, perlindungan lahan gambut, dan peningkatan dampak sosial ekonomi masyarakat sekitar kebun.

Praktik sawit berkelanjutan tersebut nampak dari penerapan inisiatif berkelanjutan (sustainable initiative) perusahaan, yakni dengan adanya penerapan Best Management Practicess (BMP) dalam budi daya kelapa sawit termasuk kepada mitra petani, dukungan benih sawit unggul, pemberian premium sharing bagi petani yang telah menerapkan praktik sawit berkelanjutan, serta melakukan menejemen energi dengan memanfaatkan limbah sawit menjadi biogas.

“Termasuk melakukan pengembangan komunitas, penerapan program pencegahan kebakaran lahan dan hutan, dukungan Asian Agri Learning institute, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait,” tutur Bernard.