PT AAL Anggarkan Rp1,2 Triliun untuk Capex 2021

Direktur Utama PT AAL Santosa optimistis prospek bisnis di tahun 2021 lebih baik dibandingkan tahun lalu. Foto: TROPIS.CO/Jos
Direktur Utama PT AAL Santosa optimistis prospek bisnis di tahun 2021 lebih baik dibandingkan tahun lalu. Foto: TROPIS.CO/Jos

TROPIS.CO, JAKARTA – PT Astra Agro Lestari (AAL) Tbk siap menggelontorkan dana sebesar Rp1,2 triliun sebagai capital expenditure (Capex) di tahun 2021.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur PT AAL Santosa dalam Astra Agro Public Expose 2021 yang digelar secara virtual pada Rabu (14/4/2021).

Capex tahun 2021 ini sedikit lebih besar dibandingkan Capex tahun 2020 yang sebesar Rp1 triliun.

Selain itu, menurut Santosa, sebagian besar Capex di tahun 2021 ini akan digunakan untuk membiayai replanting di perkebunan PT AAL yang mencapai 2,5 persen per tahun serta merawat pohon kelapa sawit yang belum berbuah.

“Capex juga digunakan memelihara berbagai infrastruktur seperti jalan, jembatan, pabrik, dan untuk pengeluaran lainnya,” tuturnya.

Lantas berbicara prospek binis PT AAL di tahun 2021, Santosa menyatakan bahwa Indonesia sebagai produsen CPO (crude palm oil) terbesar di dunia kalau tidak mendapat dukungan dari dalam negeri maka akan mengalami oversupply.

Baca juga: Industri Sawit Solusi Pengentasan Kemiskinan di Papua

Apalagi kondisi perekonomian dunia saat ini masih mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu, penting sekali bagi negara kita untuk bersatu dan solid guna mendukung program biodiesel, setidaknya sampai program B30.”

“Dengan komitmen bersama, termasuk juga kemauan industri produsen CPO untuk mendukung melalui pungutan ekspor yang relatif tinggi dan cukup memberatkan.”

“Tapi ini semua demi menjaga kesehatan industri kita, uangnya sendiri masuk ke pemerintah dan dipakai untuk kemaslahatan bersama.”

“Saya yakin dengan kondisi seperti ini, dengan soliditas seluruhnya maka prospek bisnis di tahun 2021 ini bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu.”

“Kalau pandemi ini sudah lewat, dengan demand yang meningkat, tentu kita berharap agar harga tetap di tingkat yang baik.”

“Semakin cepat pandemi ini berlalu, mudah-mudahan bisa segara memberikan dampak positif semuanya, tak hanya untuk industri kelapa sawit tapi juga untuk perekonomian nasional maupun global,” pungkas Santosa. (*)