APHI Kembangkan Sistem Pemasaran dan Perdagangan Secara Online

Karet merupakan hasil hutan yang bisa dipasarkan secara online dengan Indonesia Timber Exchange (ITE) System E-Commerce. Foto : Media Indonesia
Karet merupakan hasil hutan yang bisa dipasarkan secara online dengan Indonesia Timber Exchange (ITE) System E-Commerce. Foto : Media Indonesia

TROPIS.CO, JAKARTA – Guna memperkuat kinerja sektor hulu kehutanan di Tanah Air, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) melalui kerja sama dengan PNORS Technology mengembangkan sistem pemasaran dan perdagangan hasil hutan secara online berbasisĀ Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dalam bentuk bursa produk hasil hutan Indonesia secara online, yakni Indonesia Timber Exchange (ITE) System E-Commerce.

Sistem ini telah diluncurkan melalui ekspor perdana ke Amerika Serikat pada awal tahun 2018 di Semarang.

“Sistem telah kita sempurnakan dan siap memfasilitasi anggota APHI dan industri kehutanan maupun eksportir untuk memasarkan kayu dan produk kayu olahan yang terhubung dengan jaringan pasar domestik dan dunia,” ujar Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo di Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Menurutnya, di tengah defisit neraca perdagangan berjalan dan melemahnya kurs rupiah terhadap dollar AS, produk kayu olahan yang bahan bakunya hampir seluruhnya menggunakan sumber daya domestik, berpotensi besar untuk meningkatkan kinerja ekspor dan menambah pundi-pundi devisa.

Dalam jangka panjang, sesuai Road Pembangunan Hutan Produksi yang disusun APHI, sektor kehutanan berpotensi menyumbang US$97 miliar.

Oleh sebab itu, dia berharap tren positif saat ini dapat terus dijaga dan ditingkatkan melalui terobosan kebijakan seperti insentif pembayaran Dana Reboisasi (DR) dalam rupiah dan kebijakan-kebijakan strategis pada kepemimpinan nasional 2019-20124.

“Sektor usaha kehutanan berharap kebijakan strategis nasional terkait tata kelola hutan dan lahan, optimalisasi pengelolaan hutan, fiskal, dan pendanaan, yang landasannya telah dibangun oleh pemerintahan saat ini, mendapat perhatian besar dari pemerintahan yang akan datang,” pungkas Indroyono. (*)