Sawit Kaya Gizi dan Bebas Trans Fat, Butuh Dukungan Pemerintah

Jaga Sawit dari Kampanye Hitam

Sementara Prof. Posman Sibuea Guru Besar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara menyatakan pemerintah Indonesia harus menjaga kelapa sawit dari kampanye hitam karena bisa menurunkan minat masyarakat untuk mengonsunsumsinya.

Peredaran produk makanan berlabel No Palm Oil akan merugikan pelaku industri termasuk juga petani.

Ancaman label palm oil free itu muncul sejak tahun 2017 hingga kini terus terjadi.

Sebagai contoh, Pod Chocolate yang mencantumkan label No Palm Oil di kemasan salah satu produk.

Produk ini dimiliki oleh ekspatriat yang membuka bisnisnya di Bali.

“Pencantuman label No Palm Oil jelas melanggar regulasi pemerintah seperti UU Pangan dan peraturan BPOM.”

“Seharusnya, pemerintah melalui BPOM dapat menindak tegas perusahaan yang mencantumkan label No palm Oil,” jelas Posman.

Ia menuturkan bahwa sawit ini merupakan minyak masa depan sebagai golden crop. Produktivitasnya sangat tinggi dibandingkan minyak nabati lain.

“Produktivitas minyak sawit tiga sampai empat kali lebih tinggi daripada minyak kedelai dan bunga matahari,” paparnya.

Dia menambahkan bahwa kampanye negatif terhadap sawit kian gencar karena harganya murah dan tidak sebagus dengan minyak nabati lain.

“Akhirnya muncul isu minyak sawit penyebab penyakit jantung dan kegemukan, sehingga minyak sawit dilabeli tidak menyehatkan,” ujar Prof. Posman.