Asian Agri Siap Kembangkan Energi Terbarukan dari Kelapa Sawit

PT Asian Agri sudah menghasilkan tujuh PLTBg dari pemanfaatan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (PMKS). Foto : Media Indonesia
PT Asian Agri sudah menghasilkan tujuh PLTBg dari pemanfaatan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (PMKS). Foto : Media Indonesia

TROPIS.CO, MEDAN – PT Asian Agri tetap berkomitmen mengembangkan energi terbarukan dengan target pada 2020 dapat membangun 20 unit Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg).

Dy Head Mill and Engineering Asian Agri Krisman Sitinjak mengatakan kelapa sawit tidak hanya menghasilkan energi baru terbarukan seperti biomass dan biodiesel, tetapi juga dapat menghasilkan listrik melalui pemanfaatan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit (PMKS).

“Asian Agri sendiri sudah menghasilkan tujuh PLTBg dari pemanfaatan limbah cair PMKS,” ujarnya di sela kehgiatan 8th Indonesia Climate Change Forum and Expo 2018, dimana Asian Agri ikut menjadi peserta, di Medan, Jumat (20/10/2018).

PMKS dengan kapasitas produksi 60 ton TBS per jam, berpotensi menghasilkan energi listrik 2 Megawatt .

Pembangunan PLTBg merupakan salah satu bukti komitmen perusahaan mendukung program pemerintah di bidang lingkungan dimana salah satunya menciptakan energi baru dan terbarukan.

“Dengan sudah beroperasinya tujuh unit PLTBg dan sedang dalam proses pembangunan tiga unit lagi, Asian Agri optimistis bisa membangun 20 unit PLTBg sesuai target di tahun 2020,” tutur Krisman.

Ke depannya, Asian Agri berharap perusahaan dan pemerintah dapat bergandengan tangan untuk meningkatkan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan.

Selain menjaga lingkungan, pengembangan energi baru dan terbarukan itu juga mendukung peningkatan pasokan listrik khususnya program pemerataan pendistribusian listrik ke pelosok tanah air.

Sementara Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Justianto, mengaku pemerintah berharap dukungan perusahaan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Menurutnya, salah satu peran perusahaan adalah mencegah kebakaran lahan hingga menciptakan energi baru terbarukan.

“PLTBg seperti yang dikembangkan Asian Agri misalnya cukup bagus,” ungkap Agus saat meninjau stan Asian Agri.

Dia menyebutkan, sesuai Paris Agreement, pada tahun 2030, penurunan GRK dengan upaya sendiri ditargetkan sebesar 29 persen dan 41 persen dengan bantuan luar negeri.

Untuk Indonesia penurunan emisi sebesar 29 persen akan dicapai dari “forest and use” sebesar 17 persen dan dari energi sebesar 11 persen serta dari pertanian, industri, dan limbah sebesar 1 persen.

Pelaksana harian Sekda Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Ibnu Sri Utomo, yang juga berkunjung ke stan Asian Agri menyebutkan, PLTbg dibutuhkan karena untuk mengurangi limbah dan memenuhi kebutuhan listrik di Sumut yang masih dan semakin besar. (*)