Dongkrak Ekonomi Rakyat, Kementan Bersama MSI Populerkan Singkong Masuk Industri Pangan

Tingkatkan Ekonomi Rakyat

Sementara Asisten Deputi Pangan, Kemenko Perekonomian Indonesia, Muhammad Saifulloh mengatakan bahwa dalam rangka meningkatkan peran sektor pertanian dan pengembangan sistem pangan yang berkelanjutan menjadi sebuah syarat utama, singkong memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi rakyat.

Sistem pangan nasional tersebut secara kolaboratif meningkatkan produksi pangan yang berkualitas dan aman, didukung oleh lingkungan yang kondusif, stabilitas akses pangan, efisiensi distribusi pangan, serta pemberian bantuan pangan bagi rumah tangga rawan pangan.

“Dalam meningkatkan potensi singkong ini usaha menciptakan brand merupakan hal yang utama agar lebih dikenal masyarakat dan mempermudah pemasaran serta pengemasan yang baik dibutuhkan untuk menjaga kualitas hasil produksinya,” jelasnya.

Akademisi Universitas Nasional (UNAS) Endang Sukara menyebutkan pati singkong adalah sumber karbohidrat atau kalori terbaik setelah jagung.

Singkong dapat dibuat menjadi pasta dengan viskositas tinggi dan stabil pada proses pembekuan sehingga dapat dipakai sebagai sumber pangan utama.

“Tentunya karena sifat dan gizi yang terdapat pada singkong serta dapat menjadi sumber industri pangan baru yang menghasilkan.”

“Pendapat ini didukung pula dengan berkembangnya produk olahan berbasis singkong yang semakin berkembang,” ujarnya.

Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAMMI), Rachmat Hidayat, mendukung upaya pengembangan singkong masuk ke industri pangan.

Namun demikian, dalam upaya mendorong singkong ke industri pangan olahan harus ada kemitraan.

Selain itu dibutuhkan pembenahan dan pelatihan di sektor hulu, membuat klaster budi daya singkong, branding, dan inovasi yang berkelanjutan.

“Hal yang tak boleh dilupakan adalah dukungan kebijakan dan regulasi pemerintah serta pembinaan pendampingan usaha mikro kecil dan menengah pengolahan singkong,” tegasnya. ***