Saat Menengok Aktivitas Yonif 131 Braga sakti di Perbatasan  Skouw, Jajapura.

MENGEDUKASI : Kehadiran Yonif 131 Braga Sakti di perbatasan Indonesia - Papua Newgini, teopatnya di Skouw Jayapura, telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat setempat. Bersama BPTP Papua dan Karantina Jayapura, mereka mengedukasi masyarakat dalam meningkatkab kualitas masyarakat dalam bertani. Pepaya adalah salah komoditas yang dikembangka Yonif 131 dari 7 jenis tanaman lainnya.

TROPIS.CO, JAYAPURA  –  Ada pepatah yang pas, terhadap aktivitas yang dilakukan  anggota TNI Yonif 131 Braga Sakti di wilayah perbatasan  Skaouw, Jajayapura,  sambil menyelam minum air.  Ya… mereka sembari bertugas,  menjaga kawasan perbatasan Indonesia – Papua Newgini,  berupaya menggalang hubungan dengan masyarakat lokal, melalui pengembangan tanaman pangan.

Melalui kegiatan bercocok tanam di wilayah penugasan,  juga berupaya mengedukasi masyarakat setempat memanfaatkan semua potensi wilayahnya  hingga memberikan nilai tambah optimal.  Dan tak sebatas itu,  Tim Yonif 131, berharap berbagai potensi yang ada di wilayah Skouw itu,  menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi  wilayah.

“Potensi wilayah perbatasan  Skouw ini sangat subur, dan kami dari Yonif 131 ini,  ingin menunjukan kepada masyarakat,  bahwa potensial  itu sangat prospek  dikembangkan menjadi kawasan pertanian,”tutur  Letnan Satu  Ibrahim, Perwira Seksi Teritorial dari Satgas Yonif 131 Braga Sakti, saat menerima kunjungan  tim Kementerian Pertanian yang dipimpin Kepala Biro Humas Kementan, Kuntoro Boga Andri, Markas Satgas Pamtas PLBN Skouw, Jumat, 12 November 2021.

Lebih  dari itu, Ibrahim menyebut bahwa  Tim Yonif 131 Braga Sakti,  ingin menunjukan  kepada masyarakat, bahwa pangan adalah  bagian sangat penting  untuk kehidupan. “ Alhamdulillah respon mereka sangat positif,” tambah  Ibrahim di Markas Satgas Pamtas PLBN Skouw, Jumat, 12 November 2021.

Penguatan pangan lokal melalui cara berkebun, kata Ibrahim,  adalah rutinitas tambahan prajurit yang dilakukan sejak Maret tahun lalu. Misinya,  tadi itu, selain untuk mengedukasi masyarakat, hasil panennya, dapat dimanfaatkan  untuk kebutuhan harian satgas.   Kegiatan ini dilakukan  TNI  Yonif 131 Braga Sakti,  bekerjasama dengan BPTP Papua dan Karantina Jayapura.

SUBUR; Potensi lahan di kawasan perbatasan Skauw diakui sangat subur, sehingga sangat prospek dikembangkan menjadi kawasan pertanian berskala besar.

Adapun jenis tanaman yang dikembangkan,  ada  ubi kayu, pepaya, cabai, melon, semangka, kacang panjang, terong sampai dengan penanaman jagung berskala cukup besar. “ Kalau tidak salah, ada 7 jenis komoditas pangan yang kami kembangkan,”kata Ibrahim lagi.

Secara teknis, kata Ibrahim, mereka membagi tugas, Pertama mereka yang melakukan olah tanah dan kedua prajurit yang melakukan semai dan perawatan. Keduanya pun saling bergantian melakukan penyiraman pagi dan sore hari. Uniknya penyemaian benih sudah dilakukan sejak keberangkatan di kapal perang yang membawa mereka dari Teluk Bayur, Padang.

“Setelah tumbuh, pagi sore kami siram dan beralih ke tanaman muda yang lebih pendek umurnya. Kemudian hasil panen raya ini kami undang seluruh pejabat Jayapura dan seluruh masyarakat disini juga kami undang semua,” katanya.

Mengenai hal ini, Ibrahim berharap sektor pertanian di tanah Papua semakin berkembang pesat. Apalagi pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah membuat banyak program dan akses lain untuk memfasilitasi petani dalam bertani.

“Perlu dikembangkan dengan melibatkan masyarakat. Menurut saya dikembangkan lebih besar lagi, tentunya dengan dukungan yang lebih kuat,” katanya.

Ibrahim mengatakan dalam waktu tugas yang tidak lama, pertanaman ini hasilnya sangat baik, dan akan bermanfaat bagi prajurit berikutnya yang akan bertugas di perbatasan Skouw.

Apa yang dilakukan  Ibrahim bersama  anggota TNI Yonif 131 Braga Sakti,  sungguh sangat diapresiasi oleh Kementerian Pertanian.  Dan bagi Kementerian  Pertanian, peranan yang dimainkan  Tim Yonif 131 Braga Sakti,  bukan hanya sebatas penting, m,elainkan juga, benar benar memberikan dampak positif dalam mengedukasi masyarakat dan menghidupkan sektor pertanian  di tanah Papua.

“ Bagi Kementan, kehadiran TNI sangat penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Kuntoro Boga Andri.  Teman teman anggota Yonif 131 ini, bisa berperan menjadi penyuluh pertanian bagi masyarakat tani lokal. “ Terklebih lagi, mereka cukup mengetahui dan mumpuni dalam penguasaan teknologi, bibit, varitas dan sebagainya  yang cocok untuk wilayah setempat, ’tambah  Kubntoro lagi.

Ke depan, Kuntoro berharap unit kerja Kementan di Papua seperti BPTP dan Karantina mampu bersinergi, dan mendukung kegiatan prajurit yang sangat positif seperti ini. Bagaimanapun juga, kata Kuntoro, pertanian Indonesia saat ini harus semakin maju dengan memanfaatkan teknologi dan mekanisasi.

Teknologi ini, menurut  Kuntoro,  perlu diterapkan agar produksinya mampu mencapai hasil maksimal. Apalagi TNI ini kan sesuai arahan Panglima diminta membantu penguatan ketahanan pangan, dan ketahanan negara harus dijaga melalui pangan yang cukup. “  Karennya di dalam aktivitas  edukasi kemasyarakat ini, Tim Yonif 131 Braga sakti ini,  perlu  juga  di dampingi  penyuluh kita (kementan) yang ada di lokasi,” katanya.