Indonesia Komit Turunkan Emisi GRK dan Capai Net Zero Emission untuk Pembangkit Listrik

Kementerian ESDM bersama-sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang menyusun komitmen net zero emission Indonesia, khususnya program penurunan emisi di bidang pembangkit ketenagalistrikan. Foto: World Energy Council
Kementerian ESDM bersama-sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang menyusun komitmen net zero emission Indonesia, khususnya program penurunan emisi di bidang pembangkit ketenagalistrikan. Foto: World Energy Council

TROPIS.CO, JAKARTA – Indonesia berkomitmen dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan pencapaian net zero emission sebagaimana yang dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC).

Guna mendukung penurunan emisi GRK dan pencapaian net zero emission tersebut, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyusun beberapa strategi, di antaranya mandatori biodiesel, co-firing PLTU, pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF), penggantian diesel dengan pembangkit listrik energi terbarukan, termasukan yang berbasis hayati, pemanfaatan nonlistrik dan nonbiofuel seperti briket, dan pengeringan hasil pertanian dan biogas.

Hal itu disampaikan Menteri Arifin Tasrif saat menerima kunjungan Y.M. Alok Sharma, COP 26 President Designate Pemerintah Inggris, dan Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, di Jakarta, Senin (31/5/2021).

Kunjungan ini adalah dalam rangka mendukung sektor ESDM dalam mencapai tujuan net zero emission Indonesia.

Saat ini, Kementerian ESDM bersama-sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sedang menyusun komitmen net zero emission Indonesia, khususnya program penurunan emisi di bidang pembangkit ketenagalistrikan.

“Implementasi program tersebut antara lain melalui penghentian pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU ) sebanyak 53 GW antara tahun 2025- 2045,” ujar Menteri ESDM Arifin.

Baca juga: Startup Energi Dorong Kemajuan Industri Lokal