Mentan Ajak IPB Berinovasi Jadikan Indonesia Lumbung Pangan Dunia

Menteri Pertanian Amran Sulaiman Amran menyebutkan, untuk menjadi sukses, generasi muda harus masuk pertanian, karena 80 persen konglomerat di Indonesia bergerak di pertanian. Foto : Rmol
Menteri Pertanian Amran Sulaiman Amran menyebutkan, untuk menjadi sukses, generasi muda harus masuk pertanian, karena 80 persen konglomerat di Indonesia bergerak di pertanian. Foto : Rmol

TROPIS.CO, BOGOR – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menghasilkan inovasi baru untuk memajukan sektor pertanian dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.

“Jadi ini bukan tugas, tapi ayo kerja bersama. IPB putra putri terbaik bangsa, pertanian tidak akan maju tanpa teknologi dan inovasi,” kata Amran seusai memberikan pengarahan kepada 3.817 mahasiswa baru IPB dalam kegiatan Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MKPBM) angkatan 55 di Kampus Dramaga, Bogor, Selasa (14/8/2018).

Amran mengatakan, sektor pertanian tidak akan maju tanpa ada sentuhan inovasi dan teknologi. Tantangan pembangunan pertanian ke depan semakin berat, membutuhkan generasi muda unggul yang dapat melahirkan inovasi.

Menurutnya, mahasiswa IPB adalah generasi muda Indonesia yang akan melanjutkan pembangunan khususnya sektor pertanian.

“Mereka cerdas-cerdas, kritis luar biasa, bahkan kami mengharap,kan ke depan IPB menghasilkan inovasi-inovasi baru,” tutur Mentan.

Amran membayangkan jiwa, ribuan mahasiswa IPB bergerak bersama-sama membangun pertanian, tentu dapat mengguncangkan dunia. “Kami senang, dan bangga dengan mahasiswa IPB,” ujarnya.

Dalam pengarahannya, Amran menantang mahasiswa baru IPB mampu menciptakan mesin-mesin pertanian yang baru, maupun teknologi lainya.

Beberapa tugaspun diberikan seperti meneliti sapi Belgian Blue, meneliti jagung unggul, dan meneliti padi agar mampu memproduksi hingga 20 ton, begitu juga domba, dan ayam.

Amran menyebutkan, untuk menjadi sukses, generasi muda harus masuk pertanian, karena 80 persen konglomerat di Indonesia bergerak di pertanian.

Oleh karena itu, lanjutnya, mahasiswa IPB harus memiliki karakter yang kuat dan cerdas sehingga bisa menjadi pemimpin dan seorang pengusaha sukses di bidang pangan.

Amran mengapresiasi inovasi-inovasi baru yang telah dihasilkan ILB, salah satunya varietas padi IPB-3S yang mampu menghasilkan 13,5 ton beras perhektare, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berkisar antara lima sampai enam ton per hektare.

“Jika ada penemuan baru, agar segera dikirimkan ke Kementan, sehingga diberikan royalti, ” ungkap Amran.

Amran pun memaparkan capai yang dilakukan pemerintah dalam pembangunan sektor pertanian selama kurun waktu empat tahun ini. Diantaranya, ekspor komoditas pertanian yang melonjak tajam.

Berdasarkan data BPS tahun 2017, terjadi peningkatan ekspor sebesar 14,85 persen dibandingkan 2016. Nilanya mencapai US$632,9 juta atau setara dengan Rp8,5 triliun.

Total ekspor pertanian tahun 2017, mencapai Rp441 triliun, atau naik 24,47 persen dibandingkan 2016 yang sebesar Rp355 triliun.

Begitu juga dengan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II tahun 2018 di bandingkan triwulan I sebesar 9,93 persen.

Kontribusi sektor pertanian ini merupakan yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, seperti jasa perusahaan hanya 3,3 persen dan jasa lainnya 3,30 persen.

Capaian lainnya penurunan angka kemiskinan di pedesaan pada bulan Maret 2018 turun 7,5 persen dibandingkan Maret 2017.

“Penurunan ini lebih besar dibandingkan penurunan di bulan Maret 2017 dan Maret 2016 yang hanya 3,2 persen,” pungkas Amran. (*)