Dampak Pandemi Covid-19, Kualitas Udara di Indonesia Jadi Lebih Baik

Kategori Baik dan Sedang

Sebagai contoh, grafik ISPU yang diperoleh dari Stasiun KLHK – Jakarta GBK menunjukkan kondisi kualitas udara Jakarta periode 1 Januari hingga 4 Maret 2021, berada pada kategori “Baik” sebanyak 24 hari, dan “Sedang” sebanyak 38 hari.

Dengan catatan, pada tanggal 23 Januari 2021 alat dalam perbaikan (tidak ada data ISPU).

Metode perhitungan ISPU mengacu pada Permen LHK Nomor 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.

ISPU dihitung dari data hasil pemantauan kualitas udara ambien dengan stasiun pemantau yang beroperasi secara otomatis dan kontinu (AQMS).

“Apabila dibandingkan dengan ISPU pada negara lain atau biasa disebut Air Quality Index (AQI), perbandingan kategori dan batasan nilai ISPU parameter PM 2,5 memiliki kategori dan rentang kategori yang tidak jauh berbeda,” terangnya.

Dalam upaya pengendalian pencemaran udara, KLHK berupaya memberikan informasi mutu udara yang tepat dan akurat kepada masyarakat.

Publik dapat mengetahui hasil pemantauan kualitas udara secara real time di Indonesia melalui aplikasi berbasis android dan website ISPU Net.

Saat ini sejumlah alat pemantauan status mutu  udara telah terpasang 39 lokasi di kota-kota besar di Indonesia.

Tahun ini akan dilakukan pembangunan 14 unit Air Quality Monitoring Station (AQMS) tambahan.

“Belum mencukupi memang, karenanya kita ajak pihak pihak memanfaatkan dana CSRnya untuk berpartisipasi menyiapkan alat pemantau di sekitar wilayahnya, kalau tidak salah harga perunitnya sekitar Rp1,5 miliar,” ungkapnya.

Selain kondisi kualitas udara, data yang ditampilkan yaitu nilai kritis parameter, nilai kelembaban, nilai tekanan udara, suhu, dan grafik parameter.

Parameter yang digunakan dalam perhitungan ISPU hingga saat ini adalah partikulat (PM10 dan PM2.5), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), ozon (O3), dan hidrokarbon (HC).

“Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada periode yang sama, hampir seluruh kota mengalami perbaikan kualitas udara, kecuali daerah yang dipengaruhi kejadian kebakaran hutan dan lahan.”

“Kami terus melakukan pemantauan rutin setiap hari,” pungkas Karliansyah. (*)