Bangun Infrastruktur guna Dukung DPSP Borobudur

Tantangan besar penataan DPSP Borobudur adalah menjaga keberlanjutan struktur bangunan Candi Borobudur sebagai warisan budaya nasional. Foto: Kementeerian PUPR
Tantangan besar penataan DPSP Borobudur adalah menjaga keberlanjutan struktur bangunan Candi Borobudur sebagai warisan budaya nasional. Foto: Kementeerian PUPR

TROPIS.CO, MAGELANG – Menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo untuk menciptakan Borobudur sebagai destinasi wisata premium di tanah air, maka penataan kawasan dan pembangunan infrastruktur permukiman pendukung telah dilakukan untuk mengubah wajah kawasan Borobudur agar lebih menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dukungan infrastruktur direncanakan secara terpadu mulai dari konektivitas, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, hingga perbaikan hunian penduduk, melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Untuk memastikan kesiapan infrastruktur di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau pembangunan infrastruktur kawasan DPSP Borobudur, Jumat (12/3/2021).

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Pemerintah tengah melakukan penajaman dan penerapan Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-Yogyakarta-Prambanan untuk mengembangkan DPSP Borobudur menjadi kawasan pariwisata berkualitas.

Tantangan besar penataan DPSP Borobudur adalah menjaga keberlanjutan struktur bangunan Candi Borobudur sebagai warisan budaya nasional.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan wisatawan candi yang mencapai 8.000 orang per hari pada 2019.

Sementara, hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bahwa idealnya kawasan puncak Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap harinya.

“Untuk memastikan agar dampak pelestarian Candi Borobudur ini berkelanjutan, kita akan melibatkan masyarakat secara aktif.”

“Salah satunya peran mahasiswa, untuk memperdalam studi kawasan Borobudur sehingga tumbuh sense of belonging terhadap kawasan ini.”

“Dengan demikian, akan tumbuh rasa bertanggung jawab untuk merawat dan melestarikan peninggalan ini hingga ke generasi mendatang,” kata Menko Luhut.