GAPKI: Tahun 2021, Ekspor Minyak Sawit Indonesia akan Naik secara Volume dan Nilainya

Kontribusi Sawit Tetap Signifikan

Dia menilai, pelonggaran pembatasan menaikan kembali ke 723 ribu ton pada Desember 2020.

Konsumsi untuk oleokimia naik terus karena meningkatnya konsumsi sabun dan bahan pembersih dari 89 ribu ton pada Januari menjadi 197 ribu ton pada Desember 2020.

Konsumsi untuk biodiesel naik dibandingkan 2019 karena perubahan kebijakan dari B20 menjadi B30.

Secara total 2020, konsumsi produk minyak sawit dalam negeri 17,35 juta ton naik 3,6 persen dari tahun 2019 sebesar 16,75 juta ton.

Akibat dari situasi pandemi yang berdampak global, performa volume ekspor minyak sawit Indonesia pada 2020 dengan total ekspor 34,0 juta ton bergeser turun dibandingkan dengan performa 2019 dengan total ekspor sebesar 37,39 juta ton.

Penurunan terbesar terjadi ke Tiongkok (-1,96 juta ton), ke EU (-712,7 ribu ton), ke Bangladesh (-323,9 ribu ton), ke Timur Tengah (-280,7 ribu ton), dan ke Afrika (-249,2 ribu ton) sedangkan ke Pakistan naik (+275,7 ribu ton) dan ke India naik 111,7 ribu ton.

Meskipun terjadi penurunan volume ekspor, secara nilai, ekspor tahun 2020 yang mencapai US$22,97 miliar lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar US$20,22 miliar.

Neraca perdagangan bulanan Indonesia pada 2019 hampir selalu negatif dengan total defisit sebesar US$3,23 miliar sedangkan pada tahun 2020 selalu positif kecuali pada bulan Januari dan April dengan total nilai US$21,72 miliar.

“Selama tahun 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$21,27, dimana ekspor produk kelapa sawit menyumbang sebesar US$22,97 miliar.”

“Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa di masa pandemi, kontribusi minyak sawit terhadap devisa negara sangat signifikan dalam menjaga neraca perdagangan nasional tetap positif,” pungkas Mukti. (*)