Pembangunan Bendungan Sidan Ditargetkan Selesai 2022

Sumber Air Baku Domestik dan Pariwisata

Dengan kapasitas 3,8 juta meter kubik, Bendungan Sidan akan menjadi sumber air baku bagi kebutuhan domestik dan pariwisata.

“Dalam proyeksi kami, inipun masih kurang untuk memenuhi kebutuhan air baku Bali ke depan, sehingga kita rencanakan untuk membangun beberapa bendungan lagi, termasuk BendunganTamblang di Kabupaten Buleleng yang saat ini juga sedang dikerjakan,” tutur Menteri Basuki.

Provinsi Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia mengalami laju pertumbuhan wisatawan dan penduduk yang besar setiap tahunnya yang secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan kebutuhan air baku.

Untuk itu pembuatan tambahan tampungan air seperti bendungan bisa menjadi salah satu solusi permasalahan tersebut.

Pembangunan Bendungan Sidan yang dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Bali Penida akan memberikan manfaat bagi konservasi air, dan yang paling utama adalah penyediaan air baku sebesar 1.750 liter/detik untuk Kawasan Metropolitan Sarbagita, terutama Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.

Bendungan ini juga memiliki potensi pariwisata dan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,65 MW yang nantinya dikoordinasikan dengan pihak PLN.

Bendungan Sidan adalah bendungan tipe Zonal dengan inti tegak memiliki Panjang puncak 185 meter serta lebar puncak 8,5 meter yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung.

Baca juga: Lebih Cepat dari Target, Pengisian Air Bendungan Napun Gete Dimulai Desember 2020

Bendungan juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter dengan diameter 5 meter yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405 m/detik menjadi 138 m/detik debit keluar.

Pembangunannya dikerjakan oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Universal Suryaprima dengan kontrak senilai Rp809 miliar.

Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018 tersebut membutuhkan total rencana pembebasan lahan sebesar 82,73 hektare yang terdiri dari 168 bidang mencakup tiga kabupaten, yakni Badung, Bangli, dan Gianyar. (*)