Dalam Forum FAO, Wiratno Sebut Pendekatan Ekowisata Berbasis Masyarakat Menjamin Ekosistem Berkelanjutan

Ancaman Pangan

Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020 yang mengangkat tema TIME FOR NATURE, Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah menunjukan ketergantungan yang sangat erat antara manusia, satwa, dan lingkungan.

Webinar yang diselenggarakan Food and  Agriculture Organisation (FAO) di Roma.

Menurutnya, kehilangan keanekaragamani hayati, tidak hanya meningkatkan kerentanan manusia terhadap penyebaran penyakit namun juga menjadi ancaman yang bagi sistem pangan, produksi pertanian dan mata pencaharian masyarakat.

Karenanya, masyarakat internasional hendaknya lebih memahami bahwa kehidupan sangat bergantung dengan alam, baik untuk kebutuhan pangan, udara bersih, air, bahan obat-obatan, dan jasa lingkungan lainnya.

Selain itu, manusia juga perlu menyadari arti penting makhluk hidup lainnya seperti hewan (satwa) yang dalam berkehidupan saling bersinggungan sebagai makhluk penghuni bumi.

“Tekanan yang berlebihan kepada alam telah meningkatkan risiko penularan penyakit dari satwa liar kepada ternak maupun dari hewan kepada manusia.”

“Karena itu pula, di dalam pengendalian kesehatan satwa, manusia, dan lingkungan, suatu yang sangat penting adanya hubungan yang lebih fokus antara manusia, satwa dan lingkungan,” ujar Qu Dongyu.

Baca juga: Pemerintah Hargai Produsen yang Berinisiatif Kurangi Timbulan Sampah

Webinar ini menekankan bahwa pentingnya penguatan kerja sama dan kolaborasi dengan pendekatan One Health yang menjembatani kesehatan manusia, satwa, tumbuhan dan ekosistem.

Dalam webinar ini juga dipaparkan hasil-hasil penelitian FAO terkait pengelolaan tumbuhan dan satwa liar yang berkelanjutan serta perlindungan dan pencegahan manusia dan satwa dari ancaman penyakit.

Webinar dihadiri oleh panelis dari berbagai negara antara lain Duta Besar Uni Eropa untuk FAO, Duta Besar Indonesia untuk Italy, Perwakilan Tetap Kolombia untuk FAO, ICRAF, CIFOR dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE). (*)